SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona atau Covid-19. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Jumlah sekolah dengan temuan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo kembali bertambah. Hingga Kamis (3/2/2022), total ada 13 sekolah yang melaporkan ada siswa, guru, atau karyawan yang positif corona.

Belasan sekolah itu adalah SDN Sayangan, SDN 16 Mangkubumen, SD Pangudi Luhur Santo Valentinus, dan SDN Kemasan 2 Kratonan. Kemudian, SMPN 4, SMP Pangudi Luhur Bintang Laut, SMA Warga, SMAN 5, SMAN 1.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lalu SMK Mikael, SMA Kristen 1, SMA MTA Solo, dan SMA Regina Pacis Solo. Total kasus di 13 sekolah itu berjumlah 43 orang, di mana sebagian merupakan hasil pengembangan atau tracing.

Baca Juga: Spesialis Patologi UNS Solo: 90% Virus Beredar Saat Ini Varian Omicron

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan setiap temuan kasus positif Covid-19 di sekolah selalu diikuti dengan tracing kontak erat dan dekat. “Ada kasus kemudian kami lakukan tracing sampai selesai, seperti SMA Warga sampai tracing lapis kelima,” jelasnya kepada wartawan, Kamis siang.

Ning, sapaan akrabnya, mengatakan sudah mengusahakan tracing sampai selesai. DKK juga merekomendasikan sekolah yang ada temuan kasus Covid-19 untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) sesuai surat keputusan bersama (SKB) empat menteri.

Ning mengatakan temuan kasus di sekolah merupakan sepertiga dari total kasus aktif di Kota Bengawan. Sementara dari total kasus aktif, kurang dari 10% di antaranya menjalani rawat inap di rumah sakit.

Baca Juga: Sesuai Prediksi Gibran, Lonjakan Kasus Covid-19 di Solo Benar Terjadi

Kasus Aktif Mayoritas Usia Produktif

Dari data yang ada, kasus aktif saat ini menimpa kelompok usia produktif atau yang mobilitasnya aktif. Data yang sama juga terjadi untuk tingkat nasional. sementara dari segi persebaran, lonjakannya terjadi lebih cepat dibandingkan kenaikan kasus pada Juli 2020 lalu.

Jika dihubungkan dengan temuan probable varian Omicron, bisa jadi yang menyebar saat ini adalah varian tersebut. “Kasus probable Omicron itu 90% jadinya Omicron, jadi ya, perlakukan saja itu Omicron. Namun, Omicron atau tidak penanganan di rumah sakit atau di rumah sama,” ucapnya.

Ning menambahkan yang perlu diketahui adalah ancaman Omicron sudah ada di Solo. Ia menekankan tidak peduli Omicron atau bukan, protokol kesehatan tetap wajib dijalankan. “Tapi masyarakat harus tahu ancaman Omicron itu ada, di mana penyebarannya lebih masif,” ujarnya.

Baca Juga: Belum Sebulan PTM Full, 8 Sekolah Solo Laporkan Temuan Kasus Covid-19

Sementara itu, pakar patologi klinik RS UNS Solo, Tonang Dwi Ardiyanto, menyebut pernyataan Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No 413/2020. Implikasi disebut gelombang berarti terjadi peningkatan jumlah kasus dua kali lipat daripada jumlah terendah sebelumnya berturut-turut selama minimal tiga pekan.

Mengapa dua kali lipat, karena kalau baru 100% itu berarti baru kembali ke posisi sebelum penurunan dan belum signifikan. Rata-rata tujuh hari terakhir lebih dipilih karena lebih menggambarkan tren atau kecenderungan daripada angka harian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya