SOLOPOS.COM - Temuan cucukan kendi di Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom dikumpulkan warga dan pegiat cagar budaya. (Istimewa/dokumentasi Hari Wahyudi)

Solopos.com, KLATEN — Puluhan cucukan atau tempat keluarnya air kendi ditemukan di wilayah Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom. Temuan cucukan itu semakin menguatkan indikasi pernah berdiri kampung pada era Mataram Kuno di Kropakan.

Pegiat cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan ada 30 cucukan kendi, 18 tangkai pegangan kendi, dan 12 tutup kendi. Benda-benda dari gerabah itu ditemukan sejak ada penemuan sumur kuno di ladang yang digunakan untuk produksi batu bata.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hari mengatakan benda-benda itu ditemukan di area sekitar penemuan sumur kuno serta lahan milik warga setempat. Lokasi lahan penemuan sumur kuno dan lahan milik warga itu berjarak sekitar 70 meter.

“Temuan cucukan kendi gerabah ini mengindikasikan di Situs Kropakan dulu setidaknya ada 30 tempat hunian Mataram Kuno dengan pertimbangan setiap rumah memiliki satu kendi,” kata Hari saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (12/6/2023).

Kendi yang ditemukan diperkirakan merupakan kendi untuk tempat minum. Hanya, Hari menjelaskan hingga kini tak ditemukan kendi dalam keadaan utuh. Rata-rata kendi ditemukan dalam kondisi terpecah-pecah menjadi banyak bagian.

“Sayangnya temuan sudah terpecah menjadi banyak bagian. Kalau indikasinya menurut saya kendi rusak karena bencana dan dimungkinkan bencana perang,” jelas Hari.

Sebagai informasi, berbagai artefak diduga sisa dari era Mataram Kuno hingga kini terus ditemukan di Dukuh Kropakan, Desa Mranggen. Benda-benda itu seperti guci, gerabah, manik-manik, serta fragmen-fragmen artefak lainnya.

Selain itu ditemukan struktur sumur yang diduga peninggalan era Mataram Kuno. Objek-objek itu ditemukan warga saat menggali tanah untuk kepentingan pembuatan batu bata.

Belum lama ini, warga menemukan tempayan yang di dalamnya terdapat logam. Tempayan merupakan wadah yang terbuat dari tanah liat dengan penampakan perutnya besar dan mulutnya sempit.

Tempayan itu ditemukan seorang warga ketika mengupas tanah untuk kepentingan pembuatan batu bata. Tempayan itu ditemukan pada kedalaman 80 sentimeter dari permukaan tanah.

Warga bersama pegiat cagar budaya kemudian melakukan pengupasan tanah di sekitar tempat temuan tempayan itu. Tempayan itu ditemukan dalam kondisi sudah pecah dengan bagian atas atau mulutnya berdiameter 20 sentimeter.

Di dalam tempayan itu ditemukan dua terak besi dan satu logam putih dalam kondisi digulung dan menyatu dengan badan tempayan yang pecah.

Banyaknya temuan di Kropakan menjadi perhatian para peneliti BRIN. Beberapa kali para peneliti BRIN mendatangi Kropakan untuk melakukan pendataan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya