Solopos.com, SOLO — Bakul atau pedagang Pasar Legi Solo harus memutar otak mengembalikan pelanggan lama yang hilang selama dua tahun menempati pasar darurat serta mencari pelanggan baru setelah pindah ke bangunan baru awal bulan ini.
Salah satu pedagang, Ngadinem, mengatakan selama Pasar Legi dibangun setelah terbakar pada 2018 lalu, ia ditempatkan di pasar darurat sekitar Monumen 45 Banjarsari. Sayangnya, di pasar darurat banyak pelanggannya yang hilang.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kemungkinan para pelanggan tidak menemukan lapaknya yang berada di pasar darurat atau malas dengan akses yang berliku-liku karena lokasi pasar daruratnya berada di jalur searah. “Kalau dikira-kira mungkin tidak ada 25% pelanggan yang masih datang [ke pasar darurat], lainnya hilang,” katanya, Selasa (4/1/2022).
Baca Juga: Kejar Waktu, Pedagang Los Pasar Legi Solo Mulai Bangun Lapak
Kemudian setelah pembangunan Pasar Legi Solo selesai dan semua bakul diizinkan pindah ke bangunan baru, ia pun langsung memindahkan barang dagangannya dan mulai berjualan di kios. Ngadinem pun harus mencari untuk mengembalikan pelanggan lama sekaligus mencari pelanggan baru.
Ia mulai melakukan komunikasi lagi dengan pelanggan lamanya. “Pelanggan sudah dikasih tahu, sudah ada yang datang tiga hari ini. Tapi ditelepon, diarahkan ke lokasi yang baru,” lanjutnya.
Baca Juga: Pindahan Pedagang Los Pasar Legi Solo bakal Lebih Lama, Ini Alasannya
Memasang Spanduk
Hal serupa juga dilakukan bakul Pasar Legi Solo lainnya, Ady. Ia mengaku juga banyak kehilangan pelanggan saat berada di pasar darurat.
“Pelanggan di pasar darurat hanya pelanggan lama. Itu pun yang hilang banyak, tinggal 40%. Sekarang sudah kami hubungi, diberi tahu kalau sudah pindah,” jelasnya.
Baca Juga: Tak Muluk-Muluk, Ini Harapan Pedagang Pasar Legi Solo di Bangunan Baru
Berdasarkan pantauan Solopos.com, pada Kamis (6/1/2022), cara lain juga dilakukan pedagang untuk mengarahkan pelanggan di antaranya memasang penanda di dalam pasar. Terlihat sudah ada yang memasang spanduk besar untuk mempromosikan kiosnya.
Namun, ada juga yang pasrah dan berharap pelanggan akan menemukan lapaknya seiring berjalannya waktu. “Ya biasa saja. Nanti kalau tahu sudah pindah kan juga akan mencari. Soalnya saya juga tidak terbiasa menggunakan HP,” kata pedagang lainnya, Sakiyem.