SOLOPOS.COM - Tampak depan Rumah Jagal Hewan Peninggalan Belanda di Kampung Sanggrahan RT 002 RW 009, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (5/3/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Di Kampung Sanggrahan RT 002/RW 009, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, berdiri bangunan tua peninggalan masa Hindia Belanda yang masih terawat. Rumah itu dulunya tempat jagal hewan. Kini beralih fungsi menjadi tempat berkumpulnya warga kampung sekitar.

Bangunan itu kini dikelola RT setempat dan dicat ulang dua tahun lalu sehingga penampilannya lebih segar. “Sekarang tempatnya biasa dipakai untuk kegiatan seperti arisan atau perkumpulan warga,” ujar Yanto, 62, warga yang tinggal bersebelahan dengan rumah jagal tersebut, Sabtu (5/3/2022).

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Sebelum dicat ulang, warna asli bangunan rumah jagal hewan itu adalah putih. Pengecatan ulang dengan warna krem hanya meliputi bagian luar, sedangkan bangunan bagian dalam tetap dipertahankan seperti saat rumah jagal hewan itu masih beroperasi. Hanya, peralatan yang menghiasi ruang dalam sudah tak menunjukkan bangunan itu tadinya merupakan rumah penjagalan hewan.

Baca Juga: Lokasi Kampung “Dokter Bedah” di Sragen Terpencil, Cuma 14 Rumah

Pantauan Solopos.com, Sabtu, tampak beberapa kursi dan meja tertata seperti akan dipakai untuk acara. Sementara kursi dan meja lainnya tertumpuk di pojok ruangan. Pada meja permanen yang dulu digunakan untuk mencuci dan memotong daging, kini ditumpuki keranjang-keranjang berisi gelas, ember, hingga panci. Rumah itu kini layaknya gudang penyimpanan barang.

rumah jagal wonogiri
Bagian dalam ruang utama yang konon menjadi tempat menjagal hewan sapi di Rumah Jagal Hewan Peninggalan Belanda di Kampung Sanggrahan RT 002 RW 009, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (5/3/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Di bagian depan, sebelah pintu masuk utama, terdapat stiker bertulis Cagar Budaya. Yanto menyebut rumah jagal hewan tersebut memang masuk bangunan cagar budaya. Namun, status cagar budaya itu tak memberikan dampak apa-apa sejauh ini. Dalam perbaikan, penggunaan, dan pengelolaan, sepenuhnya menggunakan anggaran dana RT.

“Setahu saya, dinas terkait belum pernah datang ke sini. Jadi, yang mengurusi semuanya selama ini dari RT,” imbuh Yanto.

Baca Juga: Viral! Kisah Pasangan Beda Agama Nikah di Penghulu dan Gereja

Tempat Jagal Sapi dan Babi

Sebelum akhirnya beralih fungsi menjadi gudang sekaligus tempat berkumpul warga, Yanto mengaku sempat menyaksikan sendiri sewaktu rumah jagal hewan itu masih beroperasi. Ia lupa tahun pastinya. Tapi yang jelas, menurut Yanto, rumah jagal hewan tersebut masih beroperasi sekitar tahun 1970-an.

Pada tahun-tahun itu, ia masih berusia belasan tahun. “Seingat saya, tahun 1980 itu sudah enggak beroperasi lagi,” ingat Yanto.

Ia turut menceritakan proses penjagalan hewan yang pernah dilihatnya. “Biasanya, setiap pukul 02.00 dini hari, penjagalan hewan sapi maupun babi dimulai. Dan pada pukul 04.00 sudah selesai, daging-daging hasil dipikul,” terang Yanto.

Baca Juga: Punden Pundung Desa Kalangan Sragen, Tempat Orang Berdoa Naik Jabatan

Penjagalan sapi dilakukan di ruang utama yang menghadap barat, sedangkan penjagalan babi dilakukan di ruang samping yang menghadap utara. Ruang jagal babi lebih kecil ketimbang ruang menjagal sapi.

Kebanyaka hewan yang dijagal di rumah jagal tersebut milik pribadi. Tidak ada perusahaan tertentu yang menggunakan rumah jagal hewan itu sebagai tempat jasa penyembelihan hewan.

“Sempat ditempati oleh seorang warga dan rumah itu cukup terawat. Tapi, semenjak warga itu pergi entah ke mana, rumah jagal hewan itu kosong tak berpenghuni. Karena itu, warga RT 002/RW 009 kini mencoba memanfaatkannya lagi tapi dengan fungsi yang lain,” pungkas Yanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya