SOLOPOS.COM - Para wisatawan mengunjungi Tembok Besar Juyung Guan, China pada pertengahan September lalu. (Foto: Anton WP/JIBI/SOLOPOS)

Para wisatawan mengunjungi Tembok Besar Juyung Guan, China pada pertengahan September lalu. (Foto: Anton WP/JIBI/SOLOPOS)

BEIJING–Belum lengkap kalau ke China belum mengunjungi Great Wall of China atau Tembok Besar China. Maka, begitu mendapat kesempatan mengunjungi Negeri Tirai Bambu pada pertengahan September lalu, Tembok Besar China menjadi tujuan utama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kendati tersohor dengan sebutan tembok besar, dalam bahasa China disebut dengan changcheng atau tembok panjang. Tidak ada yang tahu pasti berapa panjang Tembok Besar China ini. Pemerintah China menyebut tembok itu memiliki panjang 8.851 kilometer.

Namun, berdasarkan penelitian terbaru ternyata panjangnya mencapai 21.000 kilometer lebih. Tembok Besar China ini berdiri kokoh mengikuti alur pegungunan China Utara dan benar-benar menjadi bangunan monumental yang ada di Bumi ini. Saking panjang dan besarnya, Tembok Besar China masuk dalam tujuh keajaiban dunia.

Memang, ada beberapa pilihan bila kita ingin melihat Tembok Besar China. Namun, yang paling teknenal adalah Tembok Besar Juyung Guan. Dari Beijing, jaraknya sekitar 80 kilometer atau dua jam perjalanan dengan menggunakan mobil. Di China, memang banyak sekali paket wisata yang menawarkan kunjungan ke Tembok Besar China. Paling mahal, paket ke Great Wall of China ditawarkan 150 yuan-300 yuan atau Rp225.000-Rp450.000, itu sudah termasuk mengunjungi beberapa tempat wisata di China dan tentu saja makan siang.

Saya dan rombongan jurnalis yang ikut dalam acara Garuda Indonesia Cycling And Photography memilih melihat Tembok Besar Juyung Guan. Begitu sampai tempat parkir, mata ini sudah bisa melihat bangunan megah yang kemudian mengecil dan terus mengecil dan akhirnya menghilang di balik pegunungan. Sungguh merupakan bangunan hebat dan terpanjang yang pernah dibuat manusia di Bumi ini.

Untuk masuk, setiap pengunjung ditarik tiket seharga 45 yuan atau sekitar Rp75.000. Beberapa langkah, kita sudah disambut dengan toko-toko yang menjajakan kaus dan suvenir khas China termasuk replika atau miniatur Tembok Besar China. Selanjutnya, kita tinggal pilih mau ambil jalur ke kiri atau jalur. Kalau kita ambil jalur ke kiri, jalannya gak menurun. Kalau ambil jalur ke kanan, jalannya naik dan terus mendaki.

Saya memilih jalur ke kanan. Pertama, saya ingin melihat keindahan Tembok Besar China dari posisi yang lebih atas. Kedua, jalur ke kanan memang lebih banyak dipilih oleh wisatawan dan akan melihat kemegahan Tembok Besar China.

Benar juga, baru sekitar 300 meter naik tangga, kaki seolah sudah tak bisa digerakkan. Saya pun memilih berhenti dan duduk di pinggir tembok. Tanpa sadar saya melihat ribuan gembok yang dicangkolkan ke dalam rantai yang sangat panjang. Tiap gembok tersebut terdapat grafir atau pahatan nama laki-laki dan perempuan. Pasti ada maknanya.

”Pasangan tersebut barangkali berharap agar kisah cinta mereka bakal abadi dan selalu bersama takkan terpisahkan,” ungkap Arma, pemandu wisata kami selama di China.

Arma tidak tahu persis kapan gembok tersebut kali pertama dipasang. ”Yang jelas, gemboknya ada yang berbentuk hati, kemudian diberi pita-pita dan pasti ada namanya,” imbuh Arma.

Setelah berhenti sejenak, saya mencoba melanjutkan perjalanan dan terus naik. Setelah melewati bangunan semacam menara pengintai, saya pun menyerah dan tak sanggup lagi naik. Dari menara tersebut, kita sudah dapat melihat betapa hebatnya bangunan Tembok Besar China yang tampak meliuk-liuk bagaikan naga yang bersemayam di puncak gunung. Sungguh luar biasa!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya