SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang tidak lagi menyalahkan fenomena alam turunnya hujan di kawasan hulu tatkala banjir menggenangi sebagian wilayah kotanya. Kepala BPBD Kota Semarang Agus Harmunanto lebih jujur mengakui bahwa perilaku warganya yang menyumbat drainase dengan sampah sebagai penyebab air bah.

Tatkala Kanal Banjir Timur Semarang  yang mestinya mengantar air hingga muara meluap sehingga air menggenangi permukiman warga, Sabtu (8/12/2018), Kepala BPBD Kota Semarang Agus Harmunanto menuding air kiriman dari Ungaran di Kabupaten Semarang sebagai pemicunya. Sistem kanal banjir yang mestinya optimal dan sampah yang menghambat aliran air hanya ia anggap persoalan sampingan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sikap serupa tidak lagi ditunjukkan Agus Harmunanto tatkala air bah yang menyeret lumpur dan sampah menggenangi Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (25/12/2018). Sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, Agus Harmunanto menjelaskan banjir itu disebabkan tumpukan sampah yang menyumbat drainase.

“Jadi, ini kebetulan Ungaran [Kabupaten Semarang] hujan deras. Alirannya kan menuju Sungai Pengkol di kawasan Dinar Mas sehingga debit airnya naik,” katanya.

Dari arah Sigar Bencah, kata dia, air bukannya masuk ke Sungai Pengkol karena drainase tersumbat sampah. Air pun meluber ke jalanan dan permukiman warga meninggalkan lapisan lumpur kuning kecokelatan setinggi mata kaki orang dewasa atau bahkan lebih. “Jalanan di Sigar Bencah kan memang menurun, jadi alirannya [air] deras sekali,” terang dia.

Diakuinya, meskipun berlangsung singkat, namun aliran air yang deras itu sempat membuat panik warga setempat. “Sekarang, sudah surut. Debit air di Sungai Pengkol juga sudah turun,” tegasnya.

Meskipun air bah sudah surut dan aliran air di sungai telah kembali normal, Agus menegaskan petugas BPBD Kota Semarang tetap akan terus memantau perkembangan debit air Sungai Pengkol, mengingat masih tingginya intensitas hujan.  “Kami waspadai Sungai BKT karena daerah atas di Ungaran juga hujan deras. Namun, sementara ini masih aman,” katanya.

Menurut dia, aliran air di kanal banjir timur Kota Semarang yang telanjur kondang dengan sebutan Sungai BKT atau Banjir Kanal Timur terhubung dari daerah aliran sungai (DAS) di daerah Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terutama di bagian selatan. Diakuinya, debit Sungai BKT Semarang sekarang ini terus terpantau naik seiring derasnya hujan di daerah Ungaran meski sejauh ini masih dalam batas yang aman.

“Yang kami khawatirkan kalau sampai tersumbat sampah seperti kemarin. Makanya, ini kami koordinasi langsung dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Semarang,” katanya.

Dari Dinas PU Kota Semarang, kata dia, telah menerjunkan dua alat berat yang disebutnya sebagai back hoe untuk mengeruk sampah yang tersangkut di Jembatan Kaligawe agar tidak semakin menumpuk. “Ini dari Dinas PU kirimkan dua back hoe untuk mengeruk sampah biar tidak menyumbat aliran air, kemudian juga sudah antisipasi dengan pengaturan rumah pompa,” katanya.

Dalam peristiwa sebelumnya, Sabtu (8/12/2018) lalu, air bah dari kanal banjir timur Kota Semarang diredam dengan menggunakan ekskavator untuk menanggul sungai dan mengeruk sampah. Kala itu, langsung terbukti bahwa sistem manajemen air mampat karena tumpukan sampah hasil perilaku jorok warga Kota Semarang yang membiarkan sampah pasar menyumbat aliran air di Jembatan Kaligawe.

Selain Sungai BKT, Agus mengakui ada beberapa aliran sungai yang terus diwaspadai ketinggian debitnya, termasuk Sungai Babon yang berbatasan dengan Kabupaten Demak. “Untuk Sungai Babon, Alhamdulillah sejauh ini masih aman. Yang di Sungai BKT ini terpantau ada peningkatan. Ini kami terus pantau, termasuk di daerah Kaligawe,” kata Agus.

Selama musim hujan, Sungai BKT dua kali meluap, yakni pada Senin (3/12/2018) seiring hujan deras yang mengguyur Semarang dan Sabtu (8/12/2018) bersamaan dengn hujan deras di kawasan hulu. Sekarang ini, di Sungai BKT juga masih berlangsung proyek normalisasi sungai yang ditangani Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya