SOLOPOS.COM - Andi Malarangeng. (detik.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Polemik di internal Partai Demokrat soal kudeta kini kian melebar. Pihak yang terseret dalam konflik meluas. Setelah sebelumnya disebut nama kader senior, kemudian Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, hingga Presiden Joko Widodo, kini nama dua partai politik juga diseret-seret.

Seperti diketahui, isu kudeta ini berawal saat Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar jumpa pers dan menyebut ada gerakan yang hendak mengambilalih posisinya. Gerakan itu disebut melibatkan kader aktif Demokrat, eks kader hingga orang di lingkaran Presiden Joko Jokowi.

Promosi Apresiasi dan Berdayakan AgenBRILink, BRI Bagikan Hadiah Mobil serta Emas

Belakangan, Moeldoko disebut-sebut sebagai tokoh sentral dari upaya kudeta tersebut. Moeldoko mengakui pernah bertemu dengan kader Demokrat namun membantah hendak melakukan kudeta Partai Demokrat.

Baca juga: Terungkap, Begini Reaksi Awal AHY Tahu Upaya Kudeta Partai Demokrat...

Ekspedisi Mudik 2024

Meski demikian, kader-kader Partai Demokrat masih terus melempar isu-isu baru. Yang teranyar, politikus Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, mengungkap pengakuan kader partai yang bertemu dengan Moeldoko. Berdasarkan laporan kader, Andi mengatakan Moeldoko berbicara terkait rencana pengambilalihan PD melalui kongres luar biasa (KLB).

"Ya yang kami dapat laporan dari kader-kader, yang bertemu dengan Pak Moeldoko yang sudah kita bikin berita acaranya. Bahwa beliau bertemu itu, ya kader-kader kita kaget karena tiba-tiba ada Pak Moeldoko, lalu di situ berbicara KLB. Rencana beliau untuk mengambil alih Partai Demokrat melalui kongres luar biasa," kata Andi Mallarangeng kepada wartawan, Kamis (4/2/2021), seperti dilaporkan detik.com.

Restu Pak Lurah

Menurut Andi, Moeldoko bahkan mengatakan telah mendapat restu dari Pak Lurah, termasuk sejumlah menteri, salah satunya Menkum HAM Yasonna Laoly.

"Dan kemudian katanya juga sudah direstui oleh Pak Lurah serta menteri lainnya, termasuk Menkum HAM," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Emoh Jawab Surat AHY, Begini Sikap Demokrat...

Tak hanya itu, Andi Mallarangeng juga membawa-bawa partai lain ke isu kudeta Partai Demokrat ini. Andi menyebut ada dua kali pertemuan antara  Moeldoko dengan kader Demokrat. Dalam pertemuan itu, kata Andi, Moeldoko mengungkap keinginan maju capres 2024.

"Jadi pertemuannya dua kali, yang ditelepon kan ada beberapa orang ditelepon untuk datang ke Jakarta. Lalu kemudian itu pertemuan di Hotel Aston, bukan di rumah beliau," kata sambung Andi.

"Lalu ada lagi pertemuan dengan petinggi Demokrat lain, di Hotel Aston juga, nah di situ dia bicara bahwa rencananya untuk maju di 2024," lanjut Andi.

Dua Parpol Diseret

Andi mengungkap klaim Moeldoko sudah mendapat restu dari dua partai politik, yakni PKB dan NasDem. Untuk itulah dia siap jika Demokrat mendukungnya.

Baca juga: Soal Dana Kudeta Rp100 Juta, DPC Partai Demokrat Soloraya Tak Kebagian

"Dan katanya PKB sudah mendukung, NasDem sudah mendukung, butuh Demokrat dia siap menjadi ketua umum melalui kongres luar biasa. Dan sudah di-planning untuk 300 lebih suara, segala macam," ujarnya.

Perwakilan dua parpol yang disebut-sebut Andi Mallarangeng pun angkat bicara. Apa kata mereka?

PKB tegas menepis pernyataan Andi Mallarangeng soal dukungan ke Moeldoko di Pilpres 2024. PKB menyatakan belum membahas soal Pilpres. "Itu tidak benar. PKB belum ngurusi capres, apalagi nama calon," tegas Waketum PKB, Jazilul Fawaid, Kamis.

Jazilul meminta PKB tidak dilibatkan dalam urusan partai lain. Terlebih, saat ini isu 'kudeta' Partai Demokrat sedang menjadi sorotan banyak orang. "Jangan libatkan PKB dalam masalah rumah tangga orang lain," ucapnya.

Baca juga: Lawan Kudeta, Kader Demokrat Soloraya Setia ke AHY & SBY

Demokrat Disebut Halusinasi

Senada dengan PKB, NasDem juga membantah tudingan Andi Mallarangeng. NasDem mengaku belum membicarakan ihwal Pilpres 2024. "Menurut saya sih halusinasi kali ya karena NasDem sampai hari ini belum pernah membangun komunikasi dengan siapa pun. Apalagi personal tentang pencapresan 2024," kata Waketum NasDem, Ahmad Ali, kepada wartawan.

Ali mengatakan pencapresan 2024 di NasDem akan dilakukan melalui proses konvensi. Jadi, menurutnya tidak benar kalau NasDem sudah mengeluarkan dukungan kepada Moeldoko.

"Jadi nggak benar, itu fitnah. NasDem belum bicara sampai pada sejauh itu dan hari ini NasDem lebih fokus bagaimana bicara konsolidasi internal membuat struktur partai NasDem secara kelembagaan. Kita belum bicarakan isu politk dan kewenangan untuk calon presiden itu adalah kewenangan ketum," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya