SOLOPOS.COM - Telur bungkus dalam kemasannya yang diklaim menjamin keawetannya meski tanpa bahan pengawet. Telur ini siap saji dan siap makan. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Telur bungkus dalam kemasannya yang diklaim menjamin keawetannya meski tanpa bahan pengawet. Telur ini siap saji dan siap makan. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

SOLO – Ada saja inovasi kuliner yang dilakukan warga Solo. Tak mau kalah dengan Jogja yang sudah punya gudeg kaleng, Solo kini punya Telur Bungkus. Telur siap saji dan baru pertama ada di Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Telur Bungkus merupakan hasil inovasi dari olahan telur yang sudah ada selama ini, yaitu telur bacem bumbu kecap manis. Tapi, telur bungkus ini menyajikan telur siap saji dengan mengurangi potensi kerusakan telur, dijamin higienis, tanpa bahan pengawet dan aman untuk dikonsumsi. Telur bungkus ini tahan lama, sehingga cocok bagi usaha warung makan yang ingin mengurangi potensi kerugian karena telur masak yang mudah rusak, serta cocok bagi keluarga yang tidak ingin repot.

“Telur ini tahan lama hingga enam bulan. Karena melalui proses khusus, mulai dari sterilisasi hingga proses vakum atau kedap udara,” kata Supervisor Telur Bungkus, ES Baskoro, saat ditemui wartawan, di lokasi usaha Telur Bungkus di Jl Setia Budi No 9, Solo, Jumat (14/9/2012).

Baskoro menjelaskan, proses sterilisasi telur ini dilakukan dalam sebuah mesin steril pada suhu hingga 121 derajat selsius. Dengan suhu tinggi itu, maka otomatis bakteri akan hilang. Setelah steril, telur tersebut dimasukkan dalam plastik vakum untuk mencegah bakteri masuk. “Jadi, asal plastik pembungkus telur itu tidak bocor, telur tetap sehat dan tidak rusak. Dari rekomendasi Dinas Kesehatan RI, telur ini bisa tahan sampai enam bulan. Tapi, saat ini kami mencoba untuk tiga bulan saja dulu.”

Manager Pelaksana CV Indo Surya Food, Sunarto Tandiono mengatakan ide pembuatan Telur Bungkus ini berasal dari China. Di China, makanan instan telur ini sudah sangat banyak. “Tapi kalau yang di China rasanya lain. Kami memang mencoba memasak telur instan ini sesuai selera dalam negeri, dan harapannya sesuai dengan lidah seluruh masyarakat di Indonesia.”

Dia mengatakan, usaha telur bungkus ini dikembangkan sejak Mei lalu. Dan respon pasar sangat luar biasa. “Apalagi makanan ini menjawab kebutuhan masyarakat akan makanan instan yang sehat dan higienis.”

Saat ini, kapasitas produksi Telur Bungkus mencapai 600 kilogram telur tiap pekan. Telur bungkus itu, dikemas dalam kemasan kardus. Satu kardus berisi lima butir telur. “Satu telur harga eceran tertingginya Rp2.500.”

Pemasaran Telur Bungkus ini masuk ke ritel dan warung makan. “Di Solo, paling banyak pelanggan kami adalah warung makan. Dalam waktu dekat, kami akan hadir di Mal Luwes. Untuk minimarket modern lainnya seperti Indomaret dan Alfamart ini baru proses mendaftar.” Tidak hanya di Solo, Telur Bungkus ini sudah dipasarkan juga sampai Jakarta, Lamongan, Medan dan Kalimantan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya