JOGJA—Bulan ini Lembaga Antariksa AS (NASA) kembali melakukan misi luar angkasa untuk mempelajari Matahari. Tak seperti misi antariksa lain, misi kali ini hanya akan berjalan selama enam menit saja.
Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan
Dilansir Phys.org, Rabu (12/12), untuk mempelajari atmosfer Matahari diperlukan data hasil pengamatan yang cukup akurat. Caranya dengan mengamati pancaran sinar Matahari langsung dari angkasa tanpa terhalang atmosfer Bumi.
Guna mendapatkan data tersebut, ilmuwan dapat mengirim satelit yang terus menerus memantau Matahari atau dengan cara yang lebih murah, mengirim roket kecil hingga ke lapisan luar atmosfer Bumi selama enam menit. Untuk mencapai lapisan terluar atmosfer Bumi, roket tersebut harus menempuh perjalanan sepanjang 200 mil.
“Enam menit mungkin bukan waktu yang lama. Tapi dengan paparan [sinar Matahari] setiap 1,2 detik, kami dapat memperoleh banyak data sehingga kami dapat meneliti apa yang sebenarnya terjadi di Matahari selama periode itu,” ujar salah satu ilmuwan NASA, Douglas Rabin.