SOLOPOS.COM - Wartawan stasiun TV lokal di Sukoharjo, Nasution, 39 menunjukkan pesan penipuan saat dijumpai pada Rabu (17/5/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Akun Telegram wartawan stasiun televisi lokal Sukoharjo jadi sasaran peretasan pihak tak bertanggung jawab. Dari peretasan itu, pelaku menyasar kolega korban dan para pejabat di Soloraya dengan mengirimi pesan berupa undangan pernikahan yang sudah disusupi malware.

Malware adalah perangkat lunak apa pun yang sengaja dirancang untuk menyebabkan kerusakan pada komputer maupun smartphone, peladen, klien, atau jaringan komputer

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Wartawan Sukoharjo yang jadi korban peretasan itu adalah Nasution, 39. Ia mengatakan akun Telegramnya sudah tidak bisa diakses sejak tiga bulan lalu. Padahal aplikasi tersebut biasanya digunakan untuk mengirimkan video peliputan.

“Saya malah tidak tahu kalau Telegram saya dibajak, baru tahu setelah dikabari teman. Akun Telegram saya eror sudah sekitar tiga bulan, jadi tidak bisa saya buka dan akses. Satu bulan kemarin saya dapat pesan dari teman tapi saya abaikan, baru satu pekan terakhir semakin banyak yang memberi pesan ke saya,” jelas Nasution saat dijumpai pada Rabu (17/5/2023).

Ia menguraiakan peretas mengirimkan pesan menggunakan akun telegram berupa undangan pernikahan berbasis apk atau aplikasi kepada sejumlah keluarga, kolega, relasi hingga pejabat. Bahkan pesan tersebut menyebar hingga relasinya di luar kota.

Tak sedikit yang telah mengklik undangan tersebut bahkan menanyakan nomor rekening. “Jangan sampai ke depan ada korban dan virusnya tambah menyebar. Apalagi tertipu dengan virus seperti ini,” ujar Nasution.

Ia telah membuat aduan ke Polres Sukoharjo sebagai antisipasi jika ada aduan penipuan yang mengatasnamakannya. Ia juga memastikan dirinya tidak pernah menggunakan aplikasi maupun situs berbahaya lainnya.

Jangan Dibuka

Salah satu orang yang menerima pesan itu adalah Kabid Persandian dan Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sukoharjo, Muhammad Ngadenan. Ia sempat mencurigai adanya pesan undangan yang dikirim dalam format apk .

“Dengan adanya undangan dari Mas Nasution saya langsung curiga, peta yang ditampilkan harusnya jpeg, jpg, atau pdf, tapi itu sudah ke apk. Apk itu aplikasi, di situ nanti merugikan bagi yang sudah mengklik. Kemungkinan hampir koneksinya hampir semua tertipu karena Mas Nasustion masih single,” jelas Ngadenan.

Ia menyarankan masyarakat tidak langsung membuka pesan yang mencurigakan apalagi berformat apk. Jika ragu, masyarakat diminta berkonsultasi pada beberapa pihak yang lebih memahami IT sehingga tidak jadi korban peretasan.

“Imbas nya kalau sudah terlanjur di klik nanti ada notif biasanya pengguna langsung mengklik setuju tanpa membaca. Sementara ponsel kita bisa di copy pihak tertentu,” kata Ngadenan.

Jika sudah jadi sasaran peretasan, segala informasi rahasia korban di dalam smaartphone, seperti kode M-Banking bisa diketahui. Begitu pula data-data pribadi lainnya termasuk foto dan vidoe yang tersimpan di handphone.

Sementara itu Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sukoharjo termasuk pejabat pemerintahan agar waspada terhadap penipuan yang berkedok undangan. Kapolres meminta masyarakat menkonfirmasi langsung ke pihak terkait jika ada pesan mencurigakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya