SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG –Salah satu perusahaan media tertua di Kota Semarang diadukan karyawannya ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Perusahaan yang menerbitkan surat kabar itu dilaporkan karena telat atau menunggak pembayaran gaji karyawan selama beberapa bulan terakhir.

”Sebenarnya ada dua perusahaan media, tapi yang satu laporan ditunjukkan lewat Disnaker Kota Semarang. Laporannya terkait permasalahan upah pekerja,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans Jateng, Budi Prabawaning Dyah, saat dijumpai Semarangpos.com di ruang kerjanya, Kamis (4/4/2019).

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Kendati demikian, Budi enggan menyebutkan secara detail nama perusahaan yang menunggak gaji karyawan itu. Ia hanya menyebutkan jika aduan dari para karyawan, yang mayoritas wartawan itu sudah ditindaklanjuti dengan memanggil pimpinan perusahaannya.

“Sudah kami tindak lanjuti aduan karyawan itu. Kami sudah coba memanggil pimpinan perusahaannya. Tapi, ya itu. Dua kali kami panggil, dianya tidak datang. Enggak tahu alasannya,” imbuh Budi.

Budi menyebutkan seandainya tak mampu dengan segera menyelesaikan permasalahan upah pekerja, perusahaan itu bakal dijerat hukum sesuai yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.78/2015 tentang Pengupahan juncto (jo) Peraturan Kementerian Tenaga Kerja (Permenaker) No. 20/2016.

Budi menambahkan sebenarnya ada banyak perusahaan di Jateng yang terlibat kasus pengupahan. Bukan hanya perusahaan media, namun perusahaan lain yang bergerak di berbagai sektor, seperti garmen.

Bahkan dalam data yang dihimpun Disnakertrans Jateng, selama 2018 ada sekitar 3.312 perusahaan yang terindikasi melakukan pelanggaran ketenagakerjaan dalam segi pengupahan. Pelanggaran itu terdiri dari berbagai hal, seperti pemberian upah yang tidak layak kepada para pekerja atau di bawah upah minimum kabupaten/kota (UMK) maupun telat membayar gaji karyawan.

Dari 3.312 perusahaan yang terindikasi itu sudah kami lakukan pengawasan. Dan temuan dari pengawas kami menyatakan jika 437 perusahaan di antaranya membayar upah di bawah UMK. Terbanyak di Kabupaten Sukoharjo, imbuh Budi.

Data yang diterima Semarangpos.com, total ada sekitar 23.998 perusahaan di Jateng yang hingga kini masih aktif beroperasi. Dari jumlah sebanyak itu, 14.232 perusahaan di antaranya masuk dalam kategori skala kecil, 7.202 perusahaan skala sedang, dan 2.564 perusahaan skala besar.

Sebanyak 23.998 perusahaan itu mampu menampung sekitar 1.670.402 pekerja, yang terdiri dari 904.526 pekerja laki-laki dan 765.873 pekerja perempuan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya