SOLOPOS.COM - Agus Kristiyanto/Dokumen Solopos

Solopos.com, SOLO -- Pada pengujung 2019 ada sebuah gebrakan di bidang promosi kesehatan, yakni peluncuran kampus sehat.  Pada Sabtu (29 November 2019) Universitas Sebelas Maret (UNS) dinobatkan sebagai salah satu dari empat kampus sehat di Indonesia.

Kegiatan tersebut cukup meriah dan mendapatkan sambutan yang positif dari berbagai kalangan, bukan saja oleh warga kampus UNS, tetapi juga seluruh pihak yang berkepentingan dengan urusan promosi kesehatan di luar kampus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gagasan awal kampus sehat konon dicanangkan World Health Organization (WHO) pada 1998 melalui pencanangan  program global Health Promoting University. Respons dan implementasi di Indonesia kurang menggembirakan karena perguruan tinggi lebih memberikan prioritas pada konsep-konsep generik akademik, seperti mewujudkan research university, teaching university, bahkan world class university. Urusan sehat menjadi indikator yang tersembunyi dalam key performance indicators.

Ekspedisi Mudik 2024

Haluan kampus sehat mengembangkan jargon “cerdik” yang mencakup cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres. Haluan tersebut mengarahkan pada skenario secara internal, sekaligus fungsi resonansi secara eksternal.

Konsep yang tepat mestinya adalah ”kampus sehat dan menyehatkan”. Artinya membentuk indikator sehat secara internal dan juga memberi keteladanan secara eksternal. Bukan hanya gebrakan sesaat, tetapi berlangsung secara rutin relatif permanen, berkelanjutan, dan berspektrum meluas.

Membangun Orientasi Sehat

Sehat itu sesuatu yang melekat erat sebagai anugerah yang dianggap biasa-biasa saja dalam sudut pandang setiap orang. Hampir semua orang baru menyadari betapa pentingnya sehat ketika jatuh sakit. Sehat itu amat penting, tapi sehat bukanlah segalanya.

Maksudnya, tanpa ada sehat, hal yang dianggap segala-galanya menjadi seperti tidak pernah ada. Makanan yang lezat seperti tak berasa. Pekerjaan profesional yang ringan pun terasa berat untuk dikerjakan. Ada dimensi tingkat pemahaman tertentu bahwa sehat itu bukan hanya dengan terbebas dari penyakit, tetapi sehat itu berhubungan dengan kualitas hidup dan produktivitas.

Sehat bukan lah sesuatu yang datang secara otomatis kepada setiap orang, tetapi sebuah kondisi sebab-akibat dari usaha yang diikhtiarkan. Dalam kacamata demikian, sehat merupakan konsekuensi logis dari proses dan produk gaya hidup sehat (healthy life style). Gaya Hidup Sehat adalah formula utama yang telah lama diyakini masyarakat di seantero dunia terkait dengan perilaku kolektif positif yang sehat dan menyehatkan.

Sehat bukan sebatas wilayah urusan pribadi. Kesehatan memiliki dimensi personal, komunal, nasional, bahkan global. Performa kesehatan mencakup aspek  fisik, mental, dan sosial yang meresonansi sebagai aset besar dalam berbagai urusan.

Kesehatan sebagai sebuah aset, di samping mereduksi mahalnya beaya perawatan dan pengobatan penyakit, juga berkontribusi pada aspek produktivitas, semangat, passion, dan kekuatan relasi sosial warga kampus dan warga masyarakat.

Situasi problematik kekinian mencakup fakta munculnya berbagai fenomena, seperti perilaku masyarakat yang cenderung mengarah pada budaya kurang gerak atau inactive yang memicu berbagai penyakit degeneratif/noninfeksi, seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan obesitas; melemahnya keteladanan gaya hidup sehat, bugar, dan produktif dalam tatanan pola hidup modern dan dinamis; dan masih sulitnya  mereduksi mindset dan tata kelola instan dalam pencapaian formula sehat dan bugar (Agus Kristiyanto dkk, 2017).

Terdapat beberapa hal urgen yang perlu disikapi dalam keteladan sehat oleh perguruan tinggi, bahkan orientasinya sebaiknya disatupadankan dengan prinsip sehat sekaligus bugar. Sehat belum tentu bugar, tetapi bugar insya Allah sehat. Kondisi bugar dimiliki oleh orang sehat yang memiliki reservoir energi cadangan untuk beraktivitas setelah pekerjaan utama diselesaikan.  Bugar menyumbang produktivitas yang mengakselerasi.

Nilai Kebugaran

Darurat gaya hidup sehat bukan sesuatu yang berlebihan jika dikaitkan dengan fakta nilai kebugaran masyarakat (termasuk masyarakat kampus) yang cukup memprihatinkan. Terdapat berbagai parameter ilmiah tentang kondisi yang demikian, berhubungan dengan kecenderungan malas gerak (mager), makan tak berimbang, istirahat tak teratur, stres yang tak terkelola, serta frekuensi aktivitas fisik per pekan yang kurang memadai.

Iklim partisipasi dalam aktivitas fisik layak dikatakan memprihatinkan. Kebugaran jasmani masyarakat dan angka partisipasi masyarakat dalam aktivitas fisik masyarakat Jawa Tengah pada 2017 menunjukkan angka yang masih rendah. Indeks kebugaran jasmani masyarakat Jawa Tengah hanya 0,29. Sedangkan indeks partisipasi ternyata hanya 0,31. Boleh jadi, masyarakat kampus memiliki indeks di bawah indeks provinsi (Agus Kristiyanto dkk, 2017).

Orientasi-orientasi sehat tersebut menjadi landasan berpijak agar kampus yang sehat memberikan multiplier effect yang dahsyat menyehatkan, baik secara internal kampus maupun secara eksternal. Secara internal, terjadi iklim habituasi yang diciptakan melalui regulasi dan intervensi yang berpihak pada terbentuknya kondisi sehat secara individual maupun kolektif.

Secara eksternal, warga kampus menjadi agen pembaru dalam transfer gaya hidup sehat dan aneka diseminasi literasi sehat melalui aktivitas tri darma perguruan tinggi: pendidikan, riset, serta pengabdian kepada masyarakat. Haluan jargon  ”cerdik” diimplementasikan secara komprehensif melalui strategi yang mengikat seluruh warga kampus.

Sudah barang tentu mengikat yang tidak bermakna mengekang individu dan kelompok dalam rangka mendapatkan status sehat. Setiap warga kampus sadar secara bersama-sama bertanggung jawab mengendalikan diri dari aksi yang tidak sehat. Merokok di dalam kampus merupakan hal yang tak pantas.

Perkara Esensial

Gerakan bebas dari asap rokok menjadi perkara esensial yang mendasari perilaku sehat yang lainnya. Standardisasi kantin di lingkungan kampus perlu ditegakkan dengan mengedepankan aspek kebersihan, keindahan, kesehatan. Menu makanan sehat (bukan hanya lezat) hadir dan mendominasi di kantin-kantin kampus.

Lingkungan kerja dan beban kinerja diformat untuk menimbulkan efek eustres (stres yang meningkatkan mutu), bukan distres (stres yang memperlemah dan membuat tidak sehat). Kebugaran jasmani masyarakat kampus menjadi parameter inti dari product atau outcome gaya hidup sehat.

Pengecekan kesehatan diri dan pengecekan status kebugaran diri menjadi satu paket  evaluasi diri yang terukur, walaupun tidak seketat yang dilakukan oleh TNI yang setahun dua kali melakukan tes kesamaptaan jasmani. Ruang publik sosial  lingkungan internal kampus (out door maupun in door) didesain secara ergonomik dan menjadi habitat kawasan indah dan ramah untuk berpikir sehat, berinovasi sehat, berperilaku sehat, dan berakselerasi sehat.

Hal tersebut menjadi bagian dari skenario besar konsep green campus yang sehat dan menyehatkan untuk internal kampus maupun untuk fungsi teladan bagi eksternal kampus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya