SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Menjadi pengusaha sekaligus seniman sukses membuat nama Setiawan Djodi dikenal banyak orang. Sikap dan gebrakan kontroversi yang dibuatnya juga semakin membuat popularitasnya meroket.

Salah satu yang mungkin belum dilupakan orang adalah ketika ia pamer mobil Lamborghini pada 1993. Kendati begitu,  ajang pamer mobil mewah itu ia lakukan bukan untuk sok-sokan tapi sebagai bentuk perjuangan. Karena itu, ia menampik apa yang dilakukannya pada 1993 bukanlah ajang pamer. Sebagai orang Jawa, ia menyadari betul bagaimana harus bersikap andhap asor aja gumun, kaget dan dumeh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya ingin berjuang mendorong supaya Indonesia juga bisa membuat mobil nasional, kebetulan saat itu mobil yang kuat dan berkualitas baik Lamborghini. Sampai sekarang saya masih mendukung Indonesia membuat mobnas [mobil nasional], makanya ketika Jokowi mendorong mobil SMK sebagai mobnas, saya mendukung,” katanya.

Perjuangan untuk bangsa Indonesia juga ia tunjukkan dalam bermusik seperti membuat lagu bernada kritik sosial. Hingga saat ini ia masih konsisten berjuang di jalur musik. Semangat perjuangannya terinspirasi pejuang asal Argentina Che Guevara yang konsisten berjuang. Hanya, ia bukan seorang Marxist sebagaimana tokoh yang ia kagumi karena hati dan jiwanya tetap Pancasila.

“Saya ini orang yang suka berjuang, apa pun saya lakukan sesuai dengan kemampuan. Saya tidak takut menjadi orang yang berbeda pendapat dengan orang lain,” tukasnya.

Soal kisruh di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Djodi mengaku tidak bisa berjuang banyak. Ia hanya berharap agar masalah tersebut segera selesai secara baik-baik dan manajemen keraton diperbaiki dengan mengakomodasi semua pihak.

“Persatuan Hangabehi dan Tedjowulan merupakan hal yang baik agar keraton semakin maju. Apalagi, keraton sudah menjadi barometer kebudayaan adi luhung dan jati diri Solo itu diwarnai keraton,” katanya.

Hal lain yang belum banyak diketahui orang tentang musisi kawakan ini adalah pilihannya untuk menekuni tasawuf. Dunia yang dipelajari ketika ia beranjak dewasa itu banyak mengubah hidupnya.

“Saya mengenal tasawuf diajak Gus Dur,  setelah itu saya serius mendalami,” ujarnya tanpa mau membeberkan tarekat mana yang ia ikuti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya