SOLOPOS.COM - Teleskop FAST (Independent)

Teknologi terbaru teleskop yang akan dibuat Tiongkok akan menjadi yang terbesar di dunia.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Tiongkok berencana untuk merelokasi sebanyak 9.000 warga. Hal itu karena daerah yang ditinggali penduduk itu akan digunakan untuk membangun teknologi terbaru teleskop raksasa.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Sebagaimana dikutip dari Techtimes dan Reuters, Jumat (19/2/2016), teknologi terbaru teleskop raksas Tiongkok itu nantinya akan digunakan untuk menerima sinyal dan memantau planet-planet yang sangat jauh dari galaksi dan mungkin akan menemukan kehidupan lain.

Beberapa anggota pemerintah provinsi Guizhou dari Chinese People’s Political Consultative Conference atau badan konsultasi politik rakyat Tiongkok, mengajukan pemindahan warganya ke daerah Pingtung dan daerah Luodian di Taiwan pada 2015 silam. Mereka akan dipindah ke empat daerah yang berbeda pada akhir September mendatang.

Teknologi terbaru teleskop raksasa itu diberi nama Teleskop Five-Hundred-Meter Aperture Spherical (FAST) yang akan dibangun di provinsi Guizhou bagian selatan  dan diperkirakan selesai dibangun pada September 2016.

Setelah selesai dan beroperasi penuh, teknologi terbaru FAST akan menjadi teleskop terbesar dengan diameter 500 Meter. Teleskop FAS lebih besar 200 meter dari observatorium Arecibo di Puerto Rico dengan lebar 300 Meter.

Direncanakan pada 2011, FAST juga akan tiga kali lebih sensitif dibanding observatorium Arecibo. Teknologi terbaru Teleskop FAST akan membantu peneliti untuk mempelajari ruang angkasa dengan jarak lingkup baru yang lebih jauh, menjelajah kehidupan makhluk asing dan menerima transmisi radio dari ruang angkasa.

Nantinya apabila ada kehidupan di ruang angkasa, teknologi terbaru teleskop FAST bisa mendeteksi, menerima dan mengirim pesan ke manusia atau kehidupan lain. Pemerintah terkait akan memberikan ganti rugi atau subsidi bagi warga yang direlokasi dengan dana yang tidak terlalu banyak.

Pemerintah berencana memberikan subsidi sebesar 12.000 yuan atau sekitar Rp25,5 juta dengan nilai Rp2.150, ke setiap daerah. Sementara etnik minoritas di daerah terkait hanya mendapat 10.000 yuan atau setara dengan Rp21,5 juta.

Jumlah itu hampir tidak menyentuh setengah pendapatan tahunan Tiongkok yang mencapai 30.078 yuan per tahun atau sekitar Rp65 juta. Perelokasian warga ini bukanlah kali pertama dilakukan Tiongkok. Pada 2010 silam, Tiongkok merelokasi lebih jutaan penduduknya ke wilayah yang tak layak huni selama lebih dari tujuh tahun setelah akhirnya dipindah ke wilayah Huangtupo.

Perelokasian ini dilakukan karena Tiongkok berencana membangun bendungan bernama the Three Gorges Dam. Bendungan itu tingginya sekitar 181 meter dan berada di lahan seluas 1.045 km2 termasuk ribuan desa di sekitarnya.

Pemerintah Tiongkok seharusnya memberikan tunjangan ke daerah gusuran bendungan ini, tapi diduga melakukan korupsi. Akibatnya beberapa daerah protes akibat tidak menerima dana tunjangan sama sekali.

Tahun depan, pemerintahan Tiongkok juga berencana akan memindahkan sebanyak 250 juta warganya yang tinggal di daerah pedesaan ke perkotaan baru yang akan Tiongkok miliki. Tiongkok berencana merubah daerah pedesaan dan perkebunan tersebut menjadi daerah perkantoran dengan gedung-gedung pencakar langitnya. (Ardhon Purtama Putra/JIBI/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya