SOLOPOS.COM - ilustrasi pesawat terbang (space.com)

Teknologi terbaru tengah dikembangkan para peneliti di Inggris.

Solopos.com, SOLO – Kemajuan teknologi mulai merambah industri pesawat terbang. Para peneliti mewacanakan pesawat di masa depan akan mampu memperbaiki kerusakan yang dialaminya secara otomatis.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Hal tersebut dikemukakan tim peneliti dari BristolUniversity seperti dilansir CNN.com, Senin, (13/7/2015). Para peneliti itu tengah mengembangkan teknologi serat karbon yang dapat digunakan untuk menunjang kecepatan pesawat dalam memperbaiki bagian-bagian yang rusak. Teknologi serat karbon sendiri sering digunakan untuk membuat alat-alat olahraga. Sementara akhir-akhir ini, bahan tersebut juga digunakan untuk membuat pesawat generasi terbaru.

Para peneliti berencana menanamkan bola-bola super kecil di dalam serat karbon tersebut. Bola-bola itu akan diisi dengan material-material yang dapat memperbaiki bagian rusak di pesawat secara otomatis.

“Kami mendapatkan inspirasi dari kemampuan menyembuhkan yang dimiliki tubuh manusia. Kami meniru mekanisme yang sama untuk diterapkan di pesawat terbang,” jelas Ketua Tim Peneliti, Profesor Duncan Wass.  “Jika jari kita teriris atau tersayat, pada akhirnya luka akibat irisan atau sayatan akan sembuh. Hanya berpikir semudah itu, jadi kami ingin menerapkan hal yang sama pada sesuatu yang dibuat manusia[pesawat terbang],” tambahnya.

Namun, kemampuan memperbaiki otomatis tersebut masih terbatas untuk mengatasi retakan-retakan kecil yang ada di bodi pesawat. Para peneliti membutuhkan waktu lebih banyak apabila ingin mengembangkan teknologi yang lebih canggih. “Terlalu cepat untuk berdiskusi tentang pemanfaatan teknologi ini di semua jenis produk dan servis,” jelas Profesor Wass.

Selain itu, para peneliti juga memikirkan bagaimana teknologi tersebut dapat bekerja sama baiknya di lingkungan yang berbeda.” Masalahnya ialah ketika pesawat sedang beroperasi. Kemampuan memperbaiki ini harus sama baiknya ketika pesawat terbang di langit Dubai yang bersuhu 40 derajat dan saat terbang di cuaca yang sangat dingin di ketinggian tertentu,” tutup Wass.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya