SOLOPOS.COM - Direktur Operasional CV IndonesiaIT Pendi Ventri Hendika (kiri) dan kedua rekan kerjanya di CV IndonesiaIT menunjukkan produk HICO, Jumat (18/3/2016). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Teknologi terbaru dari IndonesiaIT

Harianjogja.com, SLEMAN-Hadir untuk mempermudah kehidupan manusia, CV IndonesiaIT meluncurkan produk HICO.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

HICO merupakan sebuah produk smarthome yang berguna mengontrol peralatan elektronik seperti lampu, televisi, air conditioner (AC), pintu gerbang, hanya menggunakan aplikasi android.

Direktur Operasional CV IndonesiaIT Pendi Ventri Hendika mengatakan, mengutip salah satu analis dari Amerika, pada tahun 2020 nanti semua perangkat akan terhubung. Interaksi antar alat elektronik akan terhubung.

“Disebutnya internet of things. Jadi semua akan terhubung. Entah itu mesin cuci dengan lampu, lampu sama kaca, atau dispenser dengan lampu. Kalau dispenser hidup maka lampunya juga hidup,” kata Ventri, Jumat (18/3/2016).

Hasil analisis ini seakan membuka peluang bagi CV IndonesiaIT yang bermarkas di ruang inkubator kampus Amikom untuk mengembangkan produk IT modern. Hingga pada tahun 2014, empat pria muda yang dipelopori oleh Ventri menciptakan smarthome merek HICO yang dapat menjadi solusi bagi masyarakat dengan mobilitas tinggi.

Keberadaan smarthome HICO memudahkan masyarakat untuk mengontrol alat elektronik yang ada di rumahnya. Seperti ketika bepergian jauh, seseorang masih dapat mengontrol apakah televisinya sudah dimatikan atau belum. Dapat juga untuk mengatur kapan lampu rumah hidup dan kapan saatnya mati.

Teknologi ini menurut Ventri sangat membantu warga Indonesia yang memiliki kebiasaan mudik. Mereka tidak perlu takut tagihan listriknya membengkak karena nyala lampu rumah dapat diatur sesuai keinginan melalui ponsel androidnya.

“Mau ngontrol sejauh apapun bisa asal jaringan internetnya jalan. Dari luar negeri pun bisa,” kata Ventri lulusan Amikom 2006 ini.

Ia mengklaim, teknologi smarthome ini menjadi pioner di Indonesia meski saat ini produk-produk asal luar negeri sudah semakin marak bermunculan. Selama dua tahun berkarya, IndonesiaIT sudah menjual puluhan HICO kepada masyarakat Jogja. Puluhan HICO yang terjual tersebut terbilang masih terlalu kecil.
“Ya, kami memang terkendala regulasi seperti SNI dan sertifikat elektronik sehingga developer perumahan tidak berani,” kata pria 29 tahun ini.

Belum adanya sertifikat tersebut membuat pergerakan pemasaran HICO terbatas. Order 85 unit HICO untuk kawasan perumahan pun terpaksa dibatalkan karena belum adanya sertifikat SNI pada produk ini.

“Kalau kualitasnya kita tidak kalah dengan produk lain. Selama ini mereka yang sudah order juga tidak ada yang complain,” kata dia. HICO yang pernah ia jual seharga Rp4,5 juta

Selain kesiapan regulasi, Ventri mengakui bahwa dalam membuka bisnis hardware di Indonesia memang dibutuhkan modal besar. Untuk itu ia dan ketiga temannya, Donni Prabowo, Novian Mahardika Putra, dan Dwi Muji Handono, tak berhenti berkarya untuk memutar roda bisnis mereka.

Mereka juga membuka jasa pembuatan website toko online, website company profile, e-library, beberapa aplikasi android, dan juga menyediakan jasa IT trining untuk SD-SMA.

“Kita juga punya hardware developer. Ini buat mahasiswa teknik yg butuh mikrocontroler [pengendali jarak jauh],” pungkas Ventri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya