SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

Teknologi pertanian metode tanam Hazton diterapkan di Banyumas.

Kanalsemarang.com, BANYUMAS-Kementerian Pertanian memantau uji coba metode tanam Hazton pada tanaman padi di beberapa daerah, kata Kepala Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Direktorat Budidaya Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Syafruddin RB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tidak semua metode bisa diterapkan di Indonesia karena masing-masing berbeda, agroklimatnya berbeda, iklimnya juga berbeda. Ini kan masih uji coba,” katanya di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2015).

Syaffrudin mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela kegiatan panen perdana padi yang menggunakan metode tanam Hazton.

Oleh karena itu, dia mengaku sengaja datang ke beberapa daerah yang melakukan uji coba metode tanam Hazton guna mengetahui hasil panennya sebelum metode tersebut diterapkan secara nasional.

Menurut dia, data hasil panen padi yang menggunakan metode tanam Hazton di beberapa daerah itu nantinya akan dibandingkan untuk mengetahui apakah metode tersebut bagus atau tidak.

“Saya baru dari Lebak [Banten] dan Cianjur [Jawa Barat]. Sebagai contoh di Cianjur hasilnya malah di bawah sebelumnya karena hanya 4,1 ton per hektare, sebelumnya 5,6 ton per hektare, kan turun 1,5 ton,” katanya.

Ia mengatakan pihaknya masih mencari penyebab turunnya produksi padi tersebut.

“Apakah karena SOP-nya (standart operational procedure] karena ini teknologi baru, penyuluhnya juga harus intensif. Ada titik-titik kritisnya, bibitnya bibit tua, kalau kita menganjurkan bibit muda, 21 hari sudah tanam, kalau itu sampai 30 hari,” katanya.

Kendati demikian, dia mengakui di daerah asal metode tanam Hazton, yakni Kalimantan Barat dapat menghasilkan gabah kering giling (GKG) hingga 15 ton per hektare.

Menurut dia, metode tanam Hazton sebenarnya dapat menjadi alternatif selain metode pengelolaan tanam terpadu (PTT) dan SRI (System of Rice Intensification).

Akan tetapi, kata dia, metode Hazton harus dikaji karena merupakan teknologi baru sehingga tidak menutup kemungkinan tidak cocok di Banyumas dan lebih cocok di daerah asalnya, Kalimantan Barat, karena metode tanam harus disesuaikan dengan spesifikasi lokasi.

“Jangan disamaratakan, Indonesia kan berbeda-beda iklimnya. Makanya ini dalam tahap uji coba,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya