SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Teknologi perang berupa jet tempur yang lalu lalang di Suriah.

Harianjogja.com, JOGJA-Udara Suriah telah menjadi ajang pesawat-pesawat tercanggih dari tiga aliran untuk melakukan unjuk kemampuan. Amerika menurunkan sejumlah pesawat paling mampu mereka.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Demikian pula Eropa. Sementara Rusia yang datang belakangan tidak mau kalah dengan menggerakkan sejumlah pesawat tempur paling mematikan milik mereka. Dan inilah pesawat-pesawat paling canggih yang saat ini melakukan misi tempur mereka di Suriah.

 

F-22 Raptor

F22 Raptor (JIBI/Harian Jogja/Defense.gov)

F22 Raptor (JIBI/Harian Jogja/Defense.gov)

Dipercaya sebagai pembuka serangan ketika Amerika memulai kampanye udara di Irak dan Suriah pada September 2014. Perang Suriah menjadi ajang pertama Raptor setelah dalam sejumlah misi seperti di Afghanistan dan Irak, dia tidak digunakan.

Sulit membantah ini adalah pesawat paling canggih yang dilibatkan dalam misi anti-ISIS. Dirancang sebagai platfrom yang mampu menjelajah tinggi dan kecepatan supersonik pesawat ini telah mengambil gap yang sulit dikejar oleh Rusia dan negara-negara lain. Meski sejauh ini pesawat tersebut belum sekalipun  mampu menjatuhkan pesawat musuh.

Tetapi sebagai platform serangan darat, Raptor telah menunjukkan ketangguhannya. Pesawat ini  mampu mencapai target dengan kecepatan tinggi dan dengan kemampuan silumannya mampu menelusup di bawah radar serta melepaskan bom-bom daya ledak tinggi untukmenghancurkan target darat.

Bukan itu saja, Raptor telah menjadi benteng pelindung bagi pesawat-pesawat Amerika dan sekutu untuk melakukan serangan secara aman. Raptor akan bertindak sebagai penindas radar lawan agar pesawat lain seperti F-15 dan F-16 bisa melakukan serangan dengan aman.

Misi lain adalah melakukan penerbangan mata-mata. Raptor bertugas menemukan target sebelum kemudian diserahkan ke pesawat lain untuk digempur. Dalam situasi seperti ini Raptor sangat diperlukan untuk terus terbang bahkan ketika rudal yang dia bawa sudah habis.

Boeing EA-18G Growler

EA-18G Growler (JIBI/Harian Jogja/Defense.gov)

EA-18G Growler (JIBI/Harian Jogja/Defense.gov)

Dikembangkan dari pesawat dua kursi yang sudah terbukti tangguh Boeing F / A-18F Super Hornet, EA-18G Growler adalah pesawat serangan elektronik khusus yang dirancang untuk mengganggu radar dan komunikasi musuh. Growler dilengkapi dengan sensor kuat termasuk ALQ-218 wideband receiver dan ALQ-99 jamming pod yang mampu menindas gelombang radar musuh. Pesawat ini juga dipersenjatai dengan rudal AGM-88 dan AIM-120 untuk menekan pertahanan udara dan melindungi diri dari pesawat tempur musuh.

Pesawat Growler relatif masih baru. Dalam tahun-tahun mendatang, pesawat ini diyakini akan terus berkembang untuk menjadi lebih mampu. Salah satunya dengan pemasangan Jammers Next Generation yang menggunakan radar aktif ellectronicaly scaned array (AESA).

 

SU-34 Fullback

Su 34 (JIBI/Harian Jogja/Ria Novosti)

Su 34 (JIBI/Harian Jogja/Ria Novosti)

Ini adalah salah satu pesawat paling canggih Rusia yang melakukan debutnya di Suriah. Pesawat ini sebenarnya sudah dirancang pada era Soviet untuk menggantikan pembom Su-24 yang sudah tua. Su-34-mewarisi secara penuh kemampuan Su-27 Flanker . Pembom ini juga dilengkapi dengan kemampuan pertempuran udara ke udara dengan mengandalkan rudal udara ke udara jarak pendek R-73. Selain itu Su-34 juga membawa rudal udara ke udara jarak jauh R-77 yang dipandu radar. Pesawat ini bisa dikatakan setara dengan Boeing F-15E Strike Eagle. Meski memiliki kemampuan tinggi dalam pertempuran udara ke udara, Su-34 sebenarnya spesialisasi serangan darat.

 

Su-30SM Flanker-H

Su-30SM (JIBI/Harian Jogja/Ria Novosti)

Su-30SM (JIBI/Harian Jogja/Ria Novosti)

Dirancang untuk angkatan udara Rusia sebagai pesawat tempur multiperan guna melengkapi Sukhoi Su-35S Flanker-E. Langit Suriah juga menjadi pengalaman pertama bagi Su-30SM untuk merasakan perang. Fungsi pesawat ini mirip dengan Raptor yang bertugas mengawal pesawat lain dalam melakukan serangan. Flanker-H bertugas untuk mengamankan wilayah udara ketika rekan-rekannya melakukan gempuran. Hal ini mengakibatkan beberapa kali Flanker-H melakukan kontak visual dengan pesawat Amerika serta mengawal sebuah drone Predator. Su-30SM menjadi garis yang mengingatkan agar pesawat lain untuk menjauh karena pesawat Rusia tengah melakuakan misi serangan.



Pesawat ini dibangun dengan sebagai pesawat tempur superioritas udara. Su-30SM memiliki radar pasif array besar Bar-R yang merupakan versi perbaikan dari radar Bar yang digunakan pada varian Su-30MKI India.

 

Rafale

Rafale(JIBI/Harian Jogja/France Defence)

Rafale(JIBI/Harian Jogja/France Defence)

Rafale yang dibangun Dassault Prancis menjadi salah satu pesawat yang masuk jajaran paling canggih di dunia. Sejak awal operasi koalisi melawan ISIS, Rafale langsung bergabung.

Dikembangkan pada 1980-an sebagai pengganti Mirage 2000, Rafale melayani angkatan udara dan angkatan laut Prancis. Rafale juga mulai sukses di penjualan internasional setelah beberapa negara seperti Mesir dan Oman memesan pesawat tersebut. India juga sedang dalam pembicaraan.

Seperti pesawat Rusia, Rafale menggunakan radar pasif elektronik dipindai array yang dikenal dengan Thales RBE2. Tetapi ke depan radar ini akan diganti dengan radar AESA. Rafale juga dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik yang sangat baik yang disebut SPECTRA. Pesawat ini juga dilengkapi dengan pod penargetan Damocles yang sedang diganti dengan versi baru karena terbukti kurang kompetitif dengan pod Sniper Lockheed Martin dan keluarga LITENING yang dikembangkan Israel. Pesawat juga dilengkapi dengan sejumlah senjata canggih milik Prancis.

 

F-15C Eagle dan F-15E Strike Eagle

F-15E Strike Ealge (JIBI/Harian Jogja/defense.gov)

F-15E Strike Ealge (JIBI/Harian Jogja/defense.gov)

F-15C Eagle lahir 26 tahun lalu oleh McDonnell Douglas – sekarang bagian dari Boeing. Sementara F-15E Strike Eagle adalah pengembangan dari F-15C.  Dua jenis pesawat ini belum lama dikirim ke Turki oleh Angkatan Udara Amerika. Meski sama-sama F-15, tetapi varian C dan E memiliki fungsi yang berbeda. F-15C Eagle merupakan pesawat dengan kemampuan untuk tempur udara ke udara atau superioritas udara dan tidak memiliki kemampuan serangan ke darat. Sementara F-15E Strike Eagle telah menjelma menjadi pesawat multirole, yang juga menjadi pesawat untuk gempuran ke darat.

 

Dari berbagai sumber.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya