Teknologi nuklir Indonesia sebenarnya telah siap membangun PLTN, tapi ada sejumlah penghambat.
Solopos.com, JAKARTA — Indonesia telah siap membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) namun sejauh ini belum ada keputusan pasti dari pemerintah terkait hal itu.
Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot S. Wisnubroto, mengatakan Batan telah mempersiapkan pembangunan PLTN sejak 40 tahun lalu, agar dapat melaksanakannya dengan baik.
“Batan siap untuk Go Nuclear ataupun tidak Go Nuclear, tetapi memang harus ada keputusan yang pasti,” kata Djarot di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Djarot menuturkan saat ini peneliti nuklir di dalam negeri masih menunggu keputusan dari pemerintah terkait pengembangan PLTN di dalam negeri.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said baru meminta untuk mengkaji potensi yang ada di dalam negeri, dan seberapa mendesak pembangunan PLTN.
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi uranium hingga 70.000 ton per hektare, dan 210.000 ton per hektare torium yang juga dapat digunakan untuk PLTN.
Sayangnya hingga kini belum ada aturan yang mengatur tentang komersialisasi bahan nuklir tersebut, sehingga Batan tidak dapat melakukan eksplorasi dan eksploitasi secara komersial.
“Kami juga sudah melakukan feasibility study pembangunan PLTN di Bangka Barat dan Bangka Selatan dengan kapasitas 2X1.000 megawatt, tetapi semuanya tergantung keputusan pemerintah,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Djarot juga menyampaikan keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga lainnya. Menurutnya, PLTN dapat menghasilkan listrik dalam kapasitas besar dengan harga yang lebih murah.
Selain itu, PLTN juga lebih ramah lingkungan, karena menghasilkan emisi karbon yang rendah. PLTN juga lebih stabil dan memiliki jangka waktu operasional hingga 80 tahun.
Sementara itu, kelemahan dari PLTN adalah psikologi masyarakat terhadap energi nuklir, dan pembangunannya membutuhkan waktu hingga 10 tahun. Pembangunan PLTN juga membutuhkan investasi yang lebih besar dibandingkan dengan PLTU, karena harus memastikan faktor keselamatannya.