SOLOPOS.COM - Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir. (JIBI/Solopos/Antara)

Teknologi Indonesia, Kemenristekdikti akan melakukan sejumlah program untuk meningkatkan riset.

Solopos.com, SOLO–Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Muhammad Nasir berharap tidak terjadi kevakuman riset di Indonesia. Menristekdikti menyatakan akan terus melakukan sejumlah langkah dan program untuk meningkatkan riset.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Riset jangan vakum, tanpa riset Indonesia tidak dapat bersaing,” papar Menristekdikti seusai membuka Sidang Paripurna Tahunan Dewan Riset Nasional dan Seminar bertema Sinergi Pendidikan Tinggi, Riset, dan Bisnis melalui Inovasi untuk Daya Saing Bangsa di Hotel The Royal Surakarta Heritage Solo, Selasa (9/8/2016).

Menristekdikti mengakui kalangan peneliti sempat mengalami kendala akibat regulasi yang dinilai tidak mendukung riset di Indonesia. Bahkan sempat ada peneliti Indonesia yang sempat dinyatakan tersangkut kasus terkait pendanaan riset.

“Kendala regulasi ini terutama terkait pertanggungjawaban kegiatan penelitian. 2014, tercatat ada peneliti yang harus tersangkut kasus hukum penelitian karena terganjal regulasi, menjadi temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan),” ungkapnya.

Dia memaparkan penyusunan laporan pertanggungjawaban menurut regulasi adalah berbasis aktivitas. “Padahal untuk penelitian aktivitasnya apa saja, misalnya pembelian ATK, transportasi ke lokasi penelitian, bahkan hingga konsumsi, kalau mengacu pada regulasi, harus ada LPj-nya, kuitansinya. Pada praktiknya di lapangan ya ada kesulitan, karena untuk pengadaan ada aturannya, pendanaan yang dikeluarkan dan sebagainya. Dari persoalan itulah para peneliti akhirnya enggan untuk melakukan riset tersebut,” katanya.

Namun Menristekdikti bersyukur, sebab per Juni 2016 lalu, telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.106/PMK.2/2016 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2017. Peraturan tersebut mengatur tentang pelaksanaan anggaran berorientasi/berbasis pada keluaran hasil akhir (output) penelitian sesuai dengan kualifikasi standar kualitas yang telah ditetapkan dalam tata cara pelaksanaan penilaian. Menurutnya, Permenkeu tersebut merupakan sebuah terobosan besar yang mengubah mindset penelitian dalam sistem keuangan negara, khususnya bagi dunia penelitian yang ada di lembaga penelitian kementerian/lembaga dan perguruan tinggi.

Menristekdikti berharap upaya-upaya pengelolaan kegiatan penelitian dapat secara nyata meningkat hasil keluarannya, karena pertanggungjawaban kegiatan penelitian akan lebih sederhana, sehingga kegiatan penelitian akan dapat bergairah dan menghasilkan invensi yang dapat dilanjutkan menjadi inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Menristekdikti menambahkan pihaknya bersama Dewan Riset Nasional (DRN) akan melakukan pemetaan terhadap hasil riset di Indonesia, yang dapat menggerakkan ekonomi Indonesia, seperti bidang pangan dan pertanian, bidang obat-obatan dan kesehatan, informasi dan komunikasi, transportasi, teknologi bidang pertahanan, juga bidang energi.

Pihaknya juga ingin membangkitkan kembali cita-cita B.J. Habibie, agar tidak terjadi kevakuman dalam riset di Indonesia. “Bagaimana kita mewujudkan kembali riset dengan baik, jadi jangan sampai terjadi vakum, tanpa riset Indonesia tidak dapat bersaing, tanpa inovasi Indonesia tidak mempunyai daya saing,” jelasnya.

Sementara Mantan Presiden yang juga Bapak Teknologi Indonesia, B.J. Habibie saat memberikan sambutan menyatakan Ekonomi Indonesia tanpa pesawat dan satelit adalah impossible. Untuk itu Intelektual Indonesia dalam DRN yang didirikan sejak 42 tahun lalu, diminta tetap konsisten mengembangkan riset.

“Teknologi bukan karya satu generasi, tetapi membutuhkan estafet dari generasi ke generasi, apalagi saat ini sarana prasarana lebih memadai, sehingga harus menghasilkan karya yang lebih baik,” tandas Habibie.

Sidang Paripurna Tahunan DRN dan seminar tersebut, dihadiri para peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia, B.J. Habibie juga mendapatkan penghargaan dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya