SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Jaringan seluler 5G telah diaktifkan di enam kota besar di Inggris sejak Mei 2019 lalu. Hal itu menimbulkan pertanyaan apakah teknologi baru tersebut dapat mempengaruhi kesehatan.

Seperti teknologi seluler sebelumnya, jaringan 5G mengandalkan sinyal yang dikirimkan melalui gelombang radio. Gelombang radio berasal dari radiasi elektromagnetik dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dari gelombang osilator [gelombang pembawa] bertemu dengan gelombang audio.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Sinyal 5G merupakan istilah untuk generasi kelima dari jaringan seluler. Dibandingkan dengan kekuatan frekuensi-frekuensi sebelumnya, sinyal 5G menggunakan gelombang frekuensi lebih tinggi, sehingga perangkat memiliki akses Internet lebih cepat.

Sepanjang waktu manusia dikelilingi oleh radiasi elektromagnetik dari benda elektronik seperti televisi, radio, serta seluruh jajaran teknologi termasuk ponsel. Hal itu membuat beberapa orang khawatir tentang peningkatan risiko penyakit, termasuk risiko terkena kanker tertentu.

Tahun 2014, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada efek kesehatan yang dirugikan akibat penggunaan ponsel. Namun saat WHO bekerja sama dengan Agensi Internasional untuk Riset Kanker (IARC), mereka mengklarisikasi bahwa semua radiasi frekuensi radio (termasuk sinyal seluler) mempunyai kemungkinan karsinogenik [zat yang memicu kanker].

Departemen Kesehatan Amerika Serikat merilis sebuah laporan toksikologi [pemahaman mengenai pengaruh bahan kimia yang merugikan makhluk hidup] pada 2018 lalu tentang penemuannya akan tikus dengan kanker di jantungnya akibat terpapar radiasi frekuensi tingkat tinggi.

Mendengar pernyataan itu, seorang ilmuwan senior tampak kurang setuju. Ia mengatakan bahwa paparan yang digunakan dalam studi tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan paparan yang dialami manusia, dikarenakan mereka berbeda.

“Gelombang radio yang digunakan untuk jaringan ponsel adalah non-ionisasi yang bisa menyebabkan kerusakan sel. Orang-orang sangat khawatir apakah itu bisa meningkatkan risiko kanker, namun perlu diperhatikan bahwa belum ada bukti yang dapat dipercaya bahwa ponsel atau jaringan nirkabel telah menyebabkan masalah bagi kita,” kata David Robert Grimes, fisikawan dan peneliti kanker.

Terkait hal ini, WHO menanggapi bahwa dalam pemasangan jaringan seluler ini sudah mendapatkan standar dari Badan Perlindugan Radiasi Non-Ionisasi (ICNIRP).

“Rentang frekuensi 5G telah dipertimbangkan secara mendalam oleh ICNIRP dengan level frekuensi jauh dibatas standar, sehingga tidak memiliki konsekuensi yang berpengaruh pada kesehatan,” ujar WHO dilansir dari BBC News, Senin (15/7/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya