SOLOPOS.COM - Ilustrasi paru-paru dengan penyakit. (Freepik)

Solopos.com, SOLO--Virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 menyerang paru-paru pasien. Infeksi ini menimbulkan gangguan fungsi paru-paru dan sebagian berdampak pada kualitas hidup para penyintas Covid-19. Warga diminta menjaga kesehatan paru-paru untuk menekan risiko jika terkena Covid-19.

Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto, menjelaskan proses terpapar Covid-19 dimulai dari masuknya virus corona ke saluran napas.

Promosi BRI Lakukan Penyesuaian Jam Operasional Selama Ramadan, Cek Info Lengkapnya

Ia lalu menempel di reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2). Reseptor ini ditemukan di saluran panas. Selain itu, reseptor ini juga ditemukan di jantung, pembuluh darah, dan saluran cerna.

Baca Juga: Pesawat CN235 Diminati Mancanegara, Ke Mana Saja Pasarnya?

Ekspedisi Mudik 2024

Saat virus masuk ke tubuh terjadi reaksi untuk melawan virus dengan mengeluarkan mediator inflamasi. Kondisi ini memunculkan berbagai respons tubuh salah satunya demam. Reaksi perlawanan ini mengakibatkan kerusakan jaringan paru-paru.

“Kerusakan akibat infeksi dan peradangan SARS-CoV-2 membuat oksigen terganggu masuk ke dalam darah. Ini mengakibatkan terjadi keluhan sesak napas atau napas berat. Risiko kematian meningkat,” kata Agus, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (21/1/2021).

Menurut Agus, sebagian pasien akan mengalami apa yang disebut pneumonia. Pneumonia merupakan kondisi paru-paru mengalami peradangan akibat infeksi virus, bakteri, jamur, dan mikrooganisme lain selain TBC. Pneumonia yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dinamai dengan pneumonia Covid-19.

Baca Juga: Kredit Macet Soloraya Capai Rp8,057 Triliun, Ini Penyebabnya

Gangguan Pernapasan Berat

Pneumonia biasanya terjadi pada pasien dengan derajat sakit sedang hingga kritis. Dalam kondisi kritis, pneumonia biasanya disertai dengan hypoxemia atau kekurangan saturasi oksigen kurang dari 93. Sedangkan, kritis ditandai dengan terjadinya gangguan pernapasan berat atau ARDS.

Orang yang mengalami pneumonia masih berpeluang sembuh. Agus menyebutkan 81% pasien Covid-19 merupakan kasus tanpa gejala dan ringan, 14% pasien memiliki derajat sedang hingga berat, dan 5% sisanya kritis. Sedangkan mortalitas atau kematian akibat Covid-19 sebesar 3%.

“Angka tersebut jelas 16-17 persen pneumonia yang terjadi bisa sembuh. Hanya saja apa sempurna atau tidak. Saat pneumonia sembuh masih ada sisa fibrosis pasca Covid-19. Ada juga yang disebut Long Covid. Ada data 20 persen kasus irreversible atau fibrosis tidak bisa kembali,” kata Agus.

Baca Juga: Mirip Tiga Paus Berenang Di Hutan, Batu Purba Ini Viral

Pemburukan

Pasien Covid-19 disertai pneumonia skala ringan dan sedang umumnya menjalani perawatan selama 2-3 pekan. Sedangkan, untuk derajat berat dan kritis dirawat selama 3-6 pekan. Menariknya, derajat sakit pasien Covid-19 bisa lebih buruk saat menjalani rawat inap. Ada sekitar 2-3 persen pasien Covid-19 mengalami perburukan menjadi berat dan 8 persen lainnya menjadi kritis.

“Sampai saat ini masih kajian apa penyebabnya. Maka, ketika [terkonfirmasi] Covid-19 selain PCR, konsultasi ke dokter apakah perlu diperiksa x-ray atau tidak. Mengetahui pneumonia hanya bisa melalui x ray,” ujar dia.

Pneumonia ternyata tak hanya dialami pasien bergejala sedang. Agus mengatakan 50 persen pasien tanpa gejala di Tiongkok terjadi pneumonia. Data survei di salah satu rumah sakit di Jakarta menunjukkan 10-20 persen orang tanpa gejala mengalami pneumonia.

Baca Juga: Selamat, SMAN 3 Solo Dan MAN 13 Jakarta Melaju Ke Final LCC Virtual Festival Ayo Membaca

Sebuah studi yang dilakukan Scripps Research di La Jolla, California, meneliti pasien Covid-19 di orang lanjut usia di panti jompo, narapidana, dan penumpang kapal pesiar. Hasilnya menunjukkan 54% dari 76 pasien tanpa gejala memiliki kerusakan paru-paru melalui CT scan. Kondisi ini digambarkan dengan paru-paru penuh dengan cairan, bakteri atau sel kekebalan.

“Penyebaran virus tanpa diketahui ini membuat situasi semakin lebih sulit untuk dikendalikan,” kata guru besar kedokteran molekuler di Scripps Research, Eric Topol, seperti diberitakan bbc.com, 17 Juli 2020.

Agus menyarankan agar masyarakat segera memeriksakan diri sedini mungkin jika mengalami gejala Covid-19. Langkah penting lainnya adalah menjalani protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun agar terhindar dari Covid-19.

“Berikutnya deteksi dini. Dengan pengobatan dini, itu bisa 100 persen disembuhkan sebelum masuk severity lebih berat,” pesan Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya