Teka-teki Desa Bandar Kuno Wonogiri di Hulu Sungai Bengawan Solo
Wonogiri yang menjadi daerah hulu Sungai Bengawan Solo memiliki sejumlah desa bandar kuno, tempat pemberhentian kapal-kapal besar.

SOLOPOS.COM - Warga melintas di jembatan lama penghubung Wonogiri-Sukoharjo, Jumat (7/4/2017). Dahulu orang menyeberang Sungai Bengawan Solo di lokasi itu menggunakan rakit yang dioperasikan penambang atau penyeberang. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)
Solopos.com, WONOGIRI — Wonogiri yang menjadi daerah hulu Sungai Bengawan Solo memiliki sejumlah desa bandar kuno, tempat pemberhentian kapal-kapal besar. Sejak masa Kerajaan Majapahit, aliran Sungai Bengawan Solo telah berfungi sebagai sarana transportasi perdagangan.
Lokasinya yang strategis, berada di persimpangan berbagai pegunungan dan lembah serta terdapat beberapa dermaga-dermaga yang difungsikan sebagai tempat lalu-lintas kapal pengangkut barang dan penumpang, menjadikan sungai ini cukup efektif.
Subur Tjahyono dalam Ekspedisi Bengawan Solo, 2008, menyebut dari daerah Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur, Sungai Bengawan Solo bermuara ke Laut Jawa. Sungai ini memotong zona Randublatung, zona Kendeng, dan zona Solo, yang berada di selatan zona Kendeng
