SOLOPOS.COM - Karakter Sandy yang disensor dari Global TV lantaran memakai bikini. (Istimewa/Kaskus)

Teguran KPI terhadap sejumlah adegan Dragon Ball membuat netizen geram. Teguran ini mengingatkan netizen kepada penyensoran bikin Sandy.

Solopos.com, SOLO – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akhir-akhir ini sering menjadi gunjingan publik media sosial (netizen). Setelah heboh penyensoran adegan laga anime Dragon Ball, KPI disalahkan lantaran salah satu karakter di kartun Spongebob, Sandy, disensor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada gambar yang beredar di media sosial, Sandy disensor lantaran hanya menggunakan bikini. Penyensoran ini sudah membuat heboh sejak 2012 silam. Namun, kini isu ini kembali mencuat usai penyensoran Dragon Ball muncul

Hal ini membuat netizen geram lantaran menganggap penyensoran ini seharusnya tidak perlu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Lihat? LIHAT? Siapa sih yg t**itnya nga**ng cuman gara gara lihat tupai pake beha? Lihat kucing ane telanjang teteknya delapan juga ane ga bakalan ngaceng! Kita normal saudara saudara, KITA NORMAL!” tulis Kaskuser Samelgoang geram, seperti dikutip Solopos.com, Kamis (17/9/2015).

Thread bikinan Samelgeong ini bukan satu-satunya yang membahas penyensoran Sandy. Akun Ngadimin juga menyuarakan protesnya terhadap sensor ini.

“Kenapa disensor? Apa karena di behanya ada nama merk dan disensor karena mengandung unsur komersial atau iklan?”  

Blogger Enycel tak mau kalah. Dia bahkan menulis judul yang cukup vulgar untuk menunjukkan kekesalannya.

“Di SpongeBob edisi lama dan sebelum ancaman konyol dari lembaga yang bertugas ngawasin tayangan televisi (yang tetep konyol itu) itu wajar-wajar saja, normal ga ada sensor pada Sandy. Sensornya paling ya pas Squidward bilang “bodoh”, “tolol” ke (biasanya) SpongeBob dan Patrick. Tapi di edisi baru ini, Sandy yang memakai bikini disensor!” tulisnya.

Menurut netizen di forum Internet Kaskus, Sandy menjadi salah satu contoh dari sekian banyak hal yang sebenarnya tak perlu dikenakan penyensoran. Netizen juga menyesalkan lantaran sensor justru tidak diberlakukan kepada sinetron remaja yang mengandung adegan terlalu mesra.

Sebelumnya, netizen geram dengan kebijakan KPI memotong sejumlah adegan laga di anime Dragon Ball yang disiarkan Global TV.

Menurut Komisioner KPI Pusat, Sujarwanto Rahmat Arifin, tayangan yang banyak adegan kekerasaan sebaiknya dikurangi seperti yang terdapat dalam film Dragon Ball. Meskipun secara prosedur Global TV sudah benar menetapkan film tersebut pada kategori remaja (R) namun unsur kekerasaan yang terdapat dalam film tersebut terlalu berlebihan. Ini dikhawatirkan Rahmat menimbulkan efek peniruan oleh anak.

Tidak hanya itu, tayangan kekerasaan yang terdapat pada program berita diBuletin Indonesia Siang Global TV dianggap Rahmat perlu dihilangkan dengan tidak menghilangkan unsur faktualnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya