SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen memfungsikan satu gedung di Technopark Ganesha Sukowati untuk rumah sakit (RS) darurat dengan kapasitas 26 kamar pada pekan ini.

RS darurat tersebut digunakan untuk screening kesehatan orang dalam pemantauan (ODP) yang mengalami gejala dengan indikasi seperti virus corona. RS darurat tersebut sebelumnya disiapkan di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) dengan kapasitas sebanyak 265 bed.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Orang Mudik Saat Wabah Corona, Sultan HB X: Mosok Pulang Enggak Boleh

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Sragen sudah membuat denah dan tata letak RS darurat di Gedung SMS Sragen dengan biaya sampai Rp193 juta. Namun, rencana yang dilakukan Disperkim itu dibatalkan dan dipindah ke Technopark yang terletak di sebelah selatan Gedung SMS Sragen.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Disperkim Sragen, Raden Supratowo, saat ditemui Solopos.com pekan lalu, menyampaikan tata letak sudah jadi dengan denah lengkap, termasuk ruang intalasi gawat darurat, ruang dokter dan lainnya. Bahkan pengadaan bed dilakukan secara gotong-royong.

Namun, rencana itu dibatalkan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati karena dengan sekat semi permanen dan hanya dipisahkan laki-laki dan perempuan masih berisiko untuk penularan virus corona. Bupati menginginkan adanya sekat permanen.

APPI Keberatan Pemotongan Gaji, Persis Solo Enggan Komentar

“Saya meminta Wabup untuk mengecek dua lokasi alternatif dengan sekat permanen, yakni Technopark dan Balai Diklat Sragen,” ujar Bupati saat bertemu wartawan di ruang kerjanya, Senin (30/3/2020).

Langsung Cek Lokasi

Wabup Dedy Endriyatno menyampaikan tim medis, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), dan tim dokter spesialis paru, dan Disperkim, sudah mengecek ke dua alaternatif lokasi tersebut.

Dedy menyampaikan tim memutuskan untuk menggunakan Technopark Sragen sebagai RS darurat dengan memfungsikan satu gedung dulu. Dia menjelaskan satu gedung itu mampu menampung 26 pasien dan setiap pasien disiapkan kamar dengan sekat permanen, dan kamar mandi dalam.

“Ruang untuk pelayanan medis, pertemuan, ruang dokter, ruang ganti, ruang obat, ruang alat pelindung diri (APD), sudah ada dan sudah terpisah. Hal ini tidak seperti di Gedung SMS yang semua harus dibuat. Hari ini mulai dibersihkan dan mulai Selasa (31/3/2020) sudah bisa dikerjakan untuk penyiapan RS darurat selama sepekan ke depan,” jelas Dedy.

Spanyol dan Belanda Keluhkan APD Masker dari China

Dedy menyampaikan bila terjadi outbreak pun gedung-gedung di Technopark memungkinkan difungsikan semua untuk RS Darurat. Kalau butuh lagi, Dedy mengatakan akan menambah 26 bed lagi, bila butuh lagi tambah lagi 26 bed, dan seterusnya.

“Semua yang disiapkan baru tempat dan fasilitas pendukung. Untuk fasilitas alat kesehatan menyusul. Kami berharap RS darurat ini tidak difungsikan karena tidak ada yang perlu ditangani di RS darurat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya