SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mojogedang (Espos)–Petani tebu di Mojogedang menebang tebunya lebih awal untuk mengantisipasi adanya tebu yang roboh. Pasalnya jika tebu sudah roboh, kualitasnya menurun.

Salah seorang petani tebu di Desa Sewurejo, Kecamatan Mojogedang, Surono mengatakan, robohnya tebu tersebut biasanya disebabkan oleh hembusan angin. “Sebelum tebu saya banyak yang roboh, ini saya tebang dulu,” kata Surono saat ditemui Espos di kebun tebunya, Jumat (14/5) siang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tebu yang roboh, kata dia, biasanya akarnya juga terangkat ke permukaan. Akibatnya, tebu itu akan mengering di tempat dan hal itu bisa mengurangi kadar gula dalam tebu. Penebangan tebu lebih awal, kata dia, tidak terlalu bermasalah sebab telah memenuhi persyaratan penanaman tebu. Setidaknya, tebu ditanam antara 10-11 bulan.

Lantaran Pabrik Gula (PG) Tasikmadu baru melakukan penggilingan tebu pada pekan depan, maka ia menjual berbatang-batang tebu miliknya itu ke PG Madukismo, Yogyakarta.

Setiap hari, kata Surono, tebu yang sudah diikat diangkut menggunakan truk ke Yogyakarta. “Tapi kalau di PG Tasikmadu sudah buka, saya juga akan mengirim tebu saya ke sana soalnya saya juga punya kontrak dengan PG Tasikmadu,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Karanganyar, Siti Maesyaroch mengatakan penjualan tebu ke sejumlah daerah selain di Karanganyar bukan masalah.

“Biasanya daerah-daerah yang tidak terjangkau akan dialihkan ke daerah lain yang lebih dekat, sebab di Karanganyar sendiri ada 2.000 hektar lahan yang ditanami tebu,” ujar Siti.

m87

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya