SOLOPOS.COM - Warga menunjukkan bagian tembok bangunan gedung olahraga pribadi milik warga Dukuh Tobong, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, yang jebol diterjang longsor di lereng Bukit Sidoguro, Selasa (2/2/2021) sore. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Tebing di lereng Bukit Sidoguro, Dukuh Tobong, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, longsor akibat diguyur hujan, Selasa (2/2/2021) sore. Longsoran tanah menimpa bangunan gedung olahraga di kompleks rumah Kepala Desa (Kades) Krakitan, Nurdin.

Nurdin menjelaskan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.10 WIB. Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah Krakitan sejak pukul 15.00 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya pulang dari balai desa sekitar pukul 15.00 WIB. Habis Salat Asar santai-santai kemudian mati lampu. Saya menyalakan diesel di belakang rumah kemudian balik lagi ke depan terdengar suara krosok-krosok. Kakak saya yang masih di belakang rumah lari ke depan,” kata Nurdin kepada wartawan di rumahnya, Selasa.

Baca Juga: Dapat Ganti Rugi Tol Rp1,249 Miliar, Warga Sidoharjo Klaten Ini Ingin Beli Sawah dan Ganti Mobil

Bangunan yang tertimpa tebing longsor di Bayat, Klaten, itu yakni gedung olahraga pribadi yang dibangun 3-4 tahun yang lalu. Selain itu, longsoran menimpa bagian kamar serta dapur yang masih direnovasi.

Tak ada korban jiwa atau terluka akibat kejadian tersebut. “Kebetulan kamar di belakang baru proses renovasi sehingga tidak ditempati. Kalau kerugian saya tidak bisa menaksir. Alhamdulillah yang penting tidak ada korban jiwa,” jelasnya.

Bagian tembok bangunan yang ambrol tertimpa longsor panjangnya mencapai 30 meter termasuk bagian bangunan gedung olahraga. Bangunan itu berada di bawah lereng Bukit Sidoguro dengan ketinggian lereng sekitar 20 meter.

Baca Juga: Cari RS Khusus Covid-19, Bupati Karanganyar Kunjungi 4 Lokasi

Pada bagian atas tebing Bukit Sidoguro, Klaten, yang longsor tersebut, ada deretan rumah. Nurdin menjelaskan longsor pada lereng bukit belakang rumahnya baru kali pertama ini terjadi.

Terasering

Namun, sekitar setahun lalu pada bagian lain lereng bukit itu pernah longsor juga. Longsor itu membuat penghuni dua rumah pindah lantaran kondisi rumah tepat berada di tepi lereng bukit. “Kalau longsor-longsor kecil pernah terjadi di belakang rumah saya. Kalau yang besar ya baru pertama ini,” urainya.

Nurdin menuturkan sebelumnya pada bagian lereng bukit belakang rumahnya sudah dibikin fondasi untuk mencegah longsor. Hanya, fondasi berupa susunan batu itu tak kuat menahan longsoran.

Baca Juga: Beda Sikap, Aktivis 98 Solo Ini Minta Polri Tetapkan Abu Janda Sebagai Tersangka

“Di atas [lereng] itu rumah milik tetangga. Karena rumah tetangga di atas tidak dirawat, setahun lalu dibeli kakak saya rencananya mau dibikin terasering [untuk mencegah longsor]. Belum sempat dibuat terasering sudah longsor,” ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, dalam laporan kaji cepat menyatakan hujan intensitas sedang mengakibatkan tanggul jebol serta tanah longsor, Selasa sore.

Baca Juga: Belum Sehari Terpasang, Spanduk Protes Kondisi Underpass Makamhaji Sukoharjo Raib

Longsor terjadi pada tebing setinggi 20 meter dan menimpa bangunan gedung olahraga milik Kades Krakitan di Dukuh Tobong, Desa Krakitan, Klaten.

Dalam laporan kaji cepat itu, kerugian akibat peristiwa longsor tersebut ditaksir sekitar Rp10 juta. Hingga Selasa malam, belum bisa dilakukan penanganan lantaran kondisi cuaca di lokasi masih gerimis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya