SOLOPOS.COM - Taman Budaya Jawa Tengah (JIBI/Solopos/Dok)

Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) (Is Ariyanto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Lantunan musik keroncong jelas terdengar di antara keramaian di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Minggu (28/10/2012). Sederet lagu digeber tanpa jeda oleh puluhan pemuda dalam pentas bertajuk Parade Keroncong

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Pemuda yang diadakan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda itu.
Ya, seharian, TSTJ Solo diramaikan dengan iringan musik keroncong yang semuanya dimainkan oleh pemuda dan pemudi se-Solo. Sebanyak lima Orkes Keroncong (OK) turut memeriahkan acara yang baru kali pertama diadakan oleh pihak manajemen TSTJ ini. Kelima OK tersebut adalah OK Taruna Kusuma dari Pucang Sawit, OK Candi Sewu dari Kampung Sewu, OK Swara Delapan dari SMKN 8 Solo, OK Semar Mesem dari Kampung Semanggi dan OK Putra Seniman dari Banjarsari.

Ekspedisi Mudik 2024

Para pemuda dan pemudi yang tampil dalam acara itu memang nampak segar. Memberikan kesan berbeda pada musik yang biasanya dianggap hanya untuk kalangan orang berusia tua ini.

“Ini untuk memberikan ruang berkarya bagi para pemuda. Kalau jadi, rencananya akan dijadikan sebagai agenda tahunan,” ungkap Direktur Operasional TSTJ Jurug,Windu Winarso, saat ditemui wartawan di sela-sela acara.

Lagu-lagu yang ditampilkan pun berbeda, nasionalisme mereka kobarkan dengan menyisipkan sejumlah lagu pembakar semangat seperti Segenggam Harapan karya Budiman BJ dan sejumlah lagu lainnya. OK Swara Delapan dari SMKN 8 Solo yang seluruh personelnya masih berumur belasan tahun membangkitkan semangat nasionalisme dengan sembilan lagu. Bengawan Solo dipilih sebagai pembuka pentas mereka, dilanjutkan dengan Keroncong Krap Sodi, Gambang Semarang, Widuri, Lenggang Surabaya dan ditutup dengan Selamat Jalan Kekasih.

Masing-masing kelompok keroncong menampilkan sebanyak sembilan lagu dengan durasi masing-masing 45 menit. Sementara lagu-lagu yang dinyanyikan pun diwajibkan mengandung unsur-unsur yang mampu membakar jiwa nasionalisme para penonton.

“Lagu-lagu nasionalisme tetap ada dan kami sarankan dinyanyikan. Lagu-lagunya yang bisa menggemakan kembali semangat pemuda bangsa,” ucap koordinator acara dari Himpunan Artis Musik Keroncong (Hamkri) Solo, Pamuji Adi, Minggu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya