SOLOPOS.COM - Salah satu bangunan di Taman Budaya Surakarta (TBS). (JIBI/SOLOPOS/Ika Yuniati)

Salah satu bangunan di Taman Budaya Surakarta (TBS). (JIBI/SOLOPOS/Ika Yuniati)

SOLO — Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) atau lebih dikenal dengan sebutan Taman Budaya Surakarta (TBS), tengah menggagas pembuatan bengkel seni yang meliputi pembuatan topeng, gamelan, gong dan keris. Bengkel seni bakal fokus pada proses pembuatan benda-benda hasil kebudayaan di Solo yang berpusat di salah satu lokasi di TBS.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Bengkel itu lebih fokus pada pembelajaran proses,” ucap Kepala TBS, Sujarwo, saat ditemui Solopos.com, Minggu (30/9/2012), di kantornya.

Bengkel seni juga bakal menghadirkan sejumlah barang yang dipamerkan di showroom dengan lokasi yang tak jauh dari tempat produksi karya. Bengkel seni itu dibuat untuk melestarikan benda-benda bernilai budaya di Solo yang ia anggap sudah mulai punah, seperti topeng dan keris. Sekaligus untuk memberikan pembelajaran tentang proses kepada para anak-anak sekolah yang merupakan sasaran pengunjung bengkel seni ini.

Sujarwo mengaku sejumlah peralatan yang bakal digunakan untuk pembuatan bengkel seni sudah tersedia. Namun ia masih terkendala dana dan SDM.

“Sebenarnya sangat butuh kerja sama dengan pihak swasta untuk pengadaan bengkel ini. Bengkel ini sangat bagus nantinya, untuk semakin menambah aktivitas seni di TBJT,” tambahnya.

Sementara, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu saat berkunjung ke TBS, Minggu sore, mengaku bakal membantu pendirian bengkel seni. Malamnya, saat jumpa pers di Pura Mangkunegaran ia menambahkan salah satu yang mempengaruhi perkembangan seni di sebuah negara adalah keberadaan sanggar-sanggar seni.
Sehingga sebisa mungkin ia mengimbau agar pemerintah kota di Indonesia mendukung berdirinya sanggar-sanggar seni di wilayah masing-masing.

Ditambahkannya, seni pertunjukkan memiliki peran sangat besar terhadap penambahan devisa negara utamanya yang bersumber dari ekonomi kreatif. Namun selama ini, selama ini pengembangannya masih belum maksimal. Sehingga kontribusi seni pertunjukkan untuk penambahan devisa negara masih sedikit. Hanya sekitar Rp400 miliar per tahun. Sementara, pendapatan di bidang ekonomi kreatif total Rp100 triliun.

“Jumlah itu sangat sedikit jika melihat Indonesia memiliki sekitar 300 suku dan budaya yang beragam,” ungkapnya dalam rilis yang diberikan kepada wartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya