SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua dari kiri), Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi (kedua dari kanan), dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan) menghadiri Sosialisasi Kebijakan Amnesti Pajak di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (9/8/2016) malam. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Tax amnesty mencapai rekor baru. Nilai tebusan malam ini mencapai Rp97 triliun dan total harta Rp3.516 triliun.

Solopos.com, JAKARTA — Istana Kepresidenan mengapresiasi kinerja Otoritas Pajak seiring dengan terus melesatnya angka tebusan dan deklarasi dalam program pengampunan pajak (tax amnesty).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menilik Dashboard Amnesti Pajak pada hari terakhir periode pertama, Jumat (30/9/2016) pukul 19.20 WIB, nilai tebusan berdasarkan surat pernyataan harta (SPH) mencapai Rp86,9 triliun. Sedangkan berdasarkan surat setoran pajak (SSP), nilainya mencapai Rp97,1 triliun.

Adapun, total harta yang diikutkan dalam program ini senilai Rp3.516 triliun. Nilai harta itu terdiri atas Rp2.444 triliun untuk deklarasi dalam negeri, Rp937 triliun untuk deklarasi luar negeri, dan namun hanya Rp135 triliun untuk repatriasi.

“Terus terang, angka tersebut melebihi ekspektasi atau harapan, karena ini kan masih periode pertama, masih ada periode kedua dan ketiga,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kantor Presiden, Jumat (30/9/2016).

Pramono mengungkapkan, ada tiga resep yang membuat program ini sukses. Pertama, Presiden memimpin secara langsung program tax amnesty, baik sosialisasi maupun turun langsung ke lapangan. Langkah itu, tuturnya, menimbulkan kepercayaan masyarakat. Kedua, kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani dan timnya sangat kredibel dan solid. Ketiga, petugas pajak dinilai bekerja all-out.

Menurut Pramono, ketiga hal itu menimbulkan kepercayaan dari dunia usaha dan para wajib pajak. Karena itu, masyarakat yang belum menjadi wajib pajak (WP) ramai-ramai akhirnya menjadi WP dan yang menyimpan hartanya di dalam atau luar negeri ikut mendeklarasikan.

“Kalau melihat angka ini, memang kita nomor 1 di dunia [dalam soal tax amnesty], di mana saja, baik untuk deklarasi, repatriasi maupun persentase terhadap GDP. Ini sebuah angka yang luar biasa. Kan kita tetap pantau sampai hari ini,” ujar Seskab.

Dia menyebutkan untuk tahap kedua pihaknya yakin akan berlangsung dengan lebih baik karena ada pengalaman dari periode pertama. Meskipun dia mengakui kenaikan tarif tebus kemungkinan akan menurunkan minat WP mengikuti program ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya