SOLOPOS.COM - Puluhan pengusaha mengikuti sosialisasi tax amnesty yang diselenggarakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali, di Pendapa Kabupaten Boyolali, Rabu (7/9/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Tax amnesty terus disosialisasikan termasuk yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI—Nilai tebusan yang diterima Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali terkait program tax amnesty hingga pekan pertama bulan September masih sangat minim.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Baru sembilan wajib pajak yang membayar tebusan dengan nilai Rp337.679.294. Hal ini disampaikan Kepala KPP Pratama Boyolali, Budiyan, saat berbincang dengan Solopos.com, di sela-sela Sosialisasi Tax Amnesty di Pendapa Kabupaten Boyolali, Rabu (7/9/2016).

“Realisasinya masih sangat rendah. Namun, sudah banyak wajib pajak yang berkonsultasi kepada petugas kami, sudah ada 100-an orang, harapannya bulan ini para wajib pajak yang punya tunggakan pajak bisa memanfaatkan fasilitas yang ada dalam program ini,” papar Budiyan.

Ekspedisi Mudik 2024

Sembilan wajib pajak yang telah membayar tebusan kebanyakan adalah pengusaha besar. Minimnya nilai tebusan yang dihimpun saat ini disebabkan karena banyak wajib pajak yang belum mantap dan belum paham dengan fasilitas dan keuntungan tax amnesty.

Menurut Budiyan, potensi pajak di Boyolali cukup tinggi karena di Boyolali berkembang industri baik industri kecil, sedang, hingga industri besar. Namun, pemerintah pusat memberikan target pajak yang harus dihimpun di Boyolali tahun ini senilai Rp541 miliar dan hingga saat ini baru teralisasi 43%.

“Dengan pemanfaatan tax amnesty oleh para wajib pajak, harapannya bisa memaksimalkan penerimaan pajak tahun ini karena tiap tahun penerimaan pajak kami rata-rata hanya 80% dari target.”

Di satu sisi, KPP Pratama Boyolali juga mendeteksi ada beberapa pengusaha asal Boyolali yang punya usaha, aset, atau harta di luar negeri. Seperti diketahui, program tax amnesty salah satunya bertujuan untuk menarik dana-dana yang ada di luar negeri. Namun, saat ini KPP masih menghitung potensi dana dan pajak yang ada di luar negeri.

Sosialisasi tax amnesty di Boyolali tidak hanya menyasar kalangan pengusaha dan asosiasi tetapi juga pegawai di lingkungan pemerintahan. Budiyan berharap pegawai di lingkungan eksekutif maupun legislatif di Pemkab Boyolali memiliki pemahaman yang sama mengenai program tax amnesty. Program ini akan memberikan efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara menyeluruh termasuk pembangunan infrastruktur.

Pengusaha industri tembaga asal Tumang, Cepogo, Boyolali, Sumanto, menyambut baik program tax amnesty yang dibuat pemerintah yang bertujuan menghimpun potensi pajak yang selama ini belum terbayarkan.

“Kami sebenarnya sudah sampaikan kepada petugas pajak, agar fasilitasnya tidak hanya diskon denda tetapi juga ada pemotongan dari pokok pajaknya, apalagi untuk usaha berisiko seperti kami. Tapi katanya belum boleh,” kata Sumanto.

Selain itu, dia berharap pembayaran uang tebusan ini bisa dilakukan dengan cara mengangsur dan wajib pajak siap memberikan jaminan.

Sumanto mengakui selama ini tidak lancar memenuhi kewajibannya membayar pajak. Salah satu penyebabnya karena banyak tagihan bermasalah termasuk proyek pemerintah yang pada kenyataannya tersandung masalah hukum.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya