SOLOPOS.COM - Puluhan pelajar SMKN 1 Temon atau SMK Kelautan menerima hukuman dari petugas Polres Kulonprogo usai kepergok akan menyerang SMK Maarif 1 Wates, Sabtu (24/10/2015). (JIBI/Harian Jogja.Holy Kartika N.S.)

Tawuran pelajar yang sempat dicegah menjadi fokus Disdik setempat.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Kasus tawuran yang nyaris terjadi di depan SMK Maarif 1 Wates yang dilakukan pelajar SMK Negeri1 Temon atau SMK Kelautan pada Sabtu (24/10/2015) lalu, hampir mencoreng dunia pendidikan di Kulonprogo. Dinas Pendidikan Kulonprogo sedang berupaya mencari tahu duduk persoalan yang menyebabkan ketegangan antar kedua sekolah tersebut. (Baca Juga : TAWURAN PELAJAR : Hendak Tawuran, Puluhan Pelajar Push Up)

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

“Beruntung tawuran tidak jadi pecah. Kami mengapresiasi dan berterimakasih kepala petugas Polres yang akhirnya dapat meredam persoalan itu,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo Sumarsana saat dihubungi, Senin (26/10/2015).

Sumarsana mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya sedang menanti hasil pemantauan dan investigasi yang dilakukan stafnya. Terutama untuk mengetahui penyebab munculnya konflik diantara pelajar dari kedua sekolah yang bersangkutan.

Meski demikian, Sumarsana berharap, kedua kepala sekolah dan Dewan Guru dapat turut menjernihkan persoalan ini. Dia mengatakan, jika persoalan ini tidak segera diselesaikan, maka akan merugikan semua pihak.

“Kami akan mengkomunikasikan ini dengan pihak sekolah. Namun, saat ini kami sendiri juga belum menerima laporan, perihal latar belakang yang membuat konflik pelajar ini terjadi. Kami harap kedua belah pihak bisa saling menahan diri,” jelas Sumarsana.

Sementara itu, Waka Polres Kulonprogo Kompol Andreas Deddy Wijaya menegaskan, persoalan tawuran pelajar bukan hanya menjadi kewajiban kepolisian dalam mengamankan. Akan tetapi, juga membutuhkan peranan sekolah untuk bisa mengantisipasi persoalan tersebut.

Lebih lanjut Andreas mengatakan, ketika ada siswa yang melakukan tindakan tawuran atau berkelahi dengan siswa dari sekolah lain, maka harus ada tindakan tegas yang dilakukan sekolah. Dia menandaskan, tindakan tawuran pelajar sudah bukan lagi bentuk kenakalan remaja.

“Tindakan tersebut sudah mengarah ke kriminal. Karena tindakan yang dilakukan yakni pengrusakan hingga melakukan tindakan kekerasan dengan melukai orang lain,” jelas Andreas.

Andreas menambahkan, sampai saat ini pengamanan khusus untuk mengantisipasi kejadian tersebut terulang, pihaknya tidak menurunkan pengamanan khusus. Namun, Polres Kulonprogo tetap melakukan patroli di waktu-waktu tertentu, di antaranya ketika jam pulang sekolah. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi tawuran antar pelajar.

“Mungkin saja bisa dapat dilakukan mediasi. Namun, kami akan melihat dulu seperti apa riwayat perselisihan yang pernah terjadi antar kedua sekolah tersebut. Tapi kami tetap mengimbau, agar pihak sekolah juga tetap memerhatikan anak didiknya,” tandas Andreas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya