SOLOPOS.COM - Ilustrasi tawuran (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Tawuran di Demak melibatkan pria mengaku polisi yang membela pelajar pelaku perkelahian massal.

Semarangpos.com, DEMAK — Tawuran di Demak ternyata melibatkan pria mengaku polisi yang membela pelajar pelaku perkelahian massal itu. Pria mengaku anggota Polri itu mengadang saat dua pelajar diamankan warga untuk dibawa ke kantor polisi karena tawuran di tengah kampung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Demi membela kepentingan pelajar pelaku perkelahian massal atau tawuran di Demak itu, menurut laman aneka berita Okezone, Sabtu (25/2/2017), pria itu juga mengklaim satu di antara dua pelajar yang diserahkan ke polisi itu adalah adiknya. Dengan alasan tersebut, lelaki yang mengenakan kaus oblong dan celana pendek itu sempat melarang saat polisi hendak mengangkut dua pelajar itu dengan mobil patroli.

Lelaki itu bahkan melakukan pembelaan kepada pelajar yang diduga menjadi otak perkelahian massal atau tawuran antarpelajar Demak itu. Namun, dua polisi yang datang setelah dihubungi warga tersebut tetap bertindak tegas. Dua pelajar berseragam Pramuka itu dibawa ke kantor untuk diperiksa. “Kita selesaikan di kantor saja,” tegas salah seorang polisi.

Tawuran antara dua kelompok pelajar tingkat SMA itu awalnya diketahui oleh Aming Wiretno, guru SDN Karangsari 1, di tepi Jalur Pantura, tepatnya Dukuh Gebyok, Desa Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, jateng. Sepulang mengajar di SDN Karangsari 1, Aming melihat belasan pelajar terlibat baku hantam.

Spontan Guru Olahraga itu langsung mendatangi keributan dan melerai tawuran. Warga sekitar pun berdatangan untuk membantu membubarkan tawuran pelajar tersebut. Dua pelajar yang diduga menjadi dalang tawuran berhasil diamankan, sementara yang lain kabur.

“Kalian jangan bikin onar di sini. Kalau masih suka tawuran seperti ini, akan saya laporkan pada polisi,” kata Aming kepada dua pelajar yang dikelilingi warga.

Aming mengaku tak mengenal dan mengetahui penyebab dua kelompok pelajar itu terlibat perkelahian. Dia hanya prihatin melihat anak-anak muda yang pulang sekolah tak langsung kembali ke rumah, namun justru berbuat onar di tengah kampung.

“Untuk penyebab tawuran, saya tidak tahu pasti. Ya karena panggilan nurani saja sebagai pendidik, kok melihat ada tawuran pelajar, saya langsung melerai mereka dan menyuruh bubar. Kemudian ada warga yang berinisiatif melapor ke polisi,” tukas guru SD di Demak itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya