SOLOPOS.COM - Barack Obama (kiri) saat berbicara dengan Jay Leno, Rabu (24/10/2012). (heraldsun.com.au)

Donald Trump (kiri) saat diwawancara David Letterman, Kamis (25/10/2012). (dailymail.co.uk)

NEW YORK – Persaingan politik di Amerika Serikat (AS) mendekati pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres) pada 6 November 2012, kian memanas.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Milyarder dan pengembang real estate terkenal, Donald Trump, kembali melontarkan gagasan yang dimaksudkan menyudutkan salah satu kandidat presiden, Barack Obama. Setelah mengancam mempublikasiklan surat cerai pasangan Obama, meskipun tak terbukti, kini Trump kembali menyoal masalah asal-usul Obama dan keabsahan gelar pendidikannya.

Sebagai imbalannya, Trump dalam pengumuman pada Rabu (24/10/2012) waktu setempat, akan langsung menulis cek senilai US$5 juta atau sekitar Rp45 miliar untuk amal, atas nama Obama. Seperti dilansir nydailynews.com, Jumat (26/10/2012), Trump kembali menegaskan niatnya jika kandidat incumbent tersebut menunjukkan catatan paspor dan dokumen-dokumen kuliahnya, maksimal pukul 17.00 pada Hari Halloween atau 31 Oktober 2012.

Trump yakin tawarannya itu tidak bisa ditolak Obama. “Presiden Obama adalah presiden paling tidak transparan sepanjang sejarah negara ini,” kata Trump.

“Jika dia menunjukkan dokumen-dokumen itu, akan menjawab pertanyaan dan kemarahan banyak orang Amerika. Mereka akan tahu sesuatu tentang presiden mereka. Presiden akan menjadi transparan seperti presiden lainnya. Saya akan sangat bahagia membuat kontribusi melalui presiden ke badan amal itu.”

Sejak sebelum Obama memenangkan pemilihan presiden AS pada 2008, kaum konservatif telah menuduh ada sesuatu dalam dokumen kuliahnya di Columbia University. Obama mendapatkan gelar sarjana hukum dari Harvard University.

Barack Obama (kiri) saat berbicara dengan Jay Leno, Rabu (24/10/2012). (heraldsun.com.au)

Terpisah, saat tampil dalam tak show The Tonight Show With Jay Leno, Rabu, Obama hanya menertawakan tantangan yang dilontarkan Trump. Bahkan Obama dengan berseloroh dengan menyindir persaingan antara dirinya dan Trump telah berlangsung sejak masa kanak-kanak di Kenya.

Jauh sebelumnya, Trump menuding Obama tidak kelahiran AS, melainkan kelahiran Kenya. “Kami bersaing terus-menerus di lapangan sepak bola. Kau tahu, dia [Trump] tak terlalu bagus dan membencinya. Saat akhirnya kami pindah ke Amerika, saya kira [persaingan] itu sudah berakhir,” tawa Obama, seperti dilansir heraldsun.com.

Bukan rahasia lagi jika Trump dan Obama saling bermusuhan, bahkan di depan publik.

Trump, penyokong kuat Partai Republik yang mengusung kandidat presiden Mitt Romney, dituding banyak pihak tengah melancarkan manuver politik menjelang pemunguitan suara. Bahkan Barbara Walters, seorang pembawa acara talk show terkenal, The View, meminta Trump untuk berhenti mempermalukan diri sendiri melalui pernyataan-pernyataan yang tak terbukti kebenarannya itu.

Menanggapi ulah Trump kali ini, Gedung Putih juga langsung bereaksi. Penasihat senior David Plouffe mengatakan, mengingat Trump adalah pendukung terbesar Romney, pihaknya menganggap pernyataannya itu sebagai pernyataan Romney.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya