SOLOPOS.COM - Petugas dari Satpol PP Bantul saat menggelar operasi di salah satu salon di Kasihan, Bantul, Rabu (7/4/2021) siang. (Dokumen/Satpol PP Bantul)

Solopos.com, BANTUL -- Satpol PP Bantul menggencarkan razia penyakit masyarakat (pekat) menjelang Bulan Ramadan. Hasilnya, enam kapster berpakaian minim di salah satu salon di Kasihan di terjaring razia. Selain itu sepasang pria-wanita yang bukan suami-istri kedapatan berada di satu kamar sebuah hotel di kasihan.

Razia tersebut digelar Satpol PP di kawasan Ngestiharjo, Kapenawon, Kasihan, Rabu (7/4/2021) siang. Mereka menggandeng aparat Polres Bantul dalam razia tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Pada operasi kemarin, kami menyisir kawasan Kasihan. Kami mendatangi 2 salon dan memeriksa aktivitas mereka serta izin usaha mereka. Selain itu, kami juga menjaring sepasang laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri sah di sebuah hotel di Ngestiharjo, Kasihan," kata Kepala Satpol PP Bantul, Yulius Suharta, Kamis (8/4/2021).

Baca Juga: Razia Gabungan, Petugas Sita Barang-Barang Ini dari Warga Binaan Rutan Boyolali

Untuk pasangan suami istri yang tidak sah, Yulius menyatakan petugas langsung melakukan pembinaan di tempat. Selain itu, pasangan ini juga diberikan surat panggilan untuk datang lapor ke kantor Satpol PP.

Sedangkan di salah satu salon, petugas mendapati enam orang terapis salon berpakaian minim dan satu penjaga. Petugas sempat mengecek aplikasi gawainya dan mendapati salah satu terapis melakukan transaksi plus-plus.

"Transaksi plus plus dengan menggunakan aplikasi tersebut. Mereka langsung kami bina di tempat. Kami juga amankan, kartu identitasnya dan diberikan surat panggilan untuk datang ke kantor Satpol PP Bantul. Begitu juga kepada pemilik usaha kami minta datang ke kantor kami," terang Yulius.

Baca Juga: Razia di LP Sragen, Narkoba Nihil Malah Dapat Sajam

Sedangkan di salon lainnya, Yulius menerangkan, petugas memeriksa izin usaha dan mendapati 3 kapster yang bertugas. "Mereka juga kami bina di tempat," ucap Yulius.

Menurut Yulius, operasi pekat akan terus dilakukan hingga bulan Ramadan. Tujuannya, agar segala bentuk pelanggaran dan penyakit masyarakat bisa ditekan.

"Kami ingin menciptakan suasana yang kondusif. Utamanya, mendekati bulan Ramadan," kata Yulius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya