SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek pembangunan perumahan (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Perumahan di Kota Semarang masih bisa didirikan pengembang pelaku bisnis properti, namun di kawasan pinggiran.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pengembang perumahan mengakui keberadaan lahan untuk pengembangan hunian di Kota Semarang sebenarnya masih terbuka, khususnya yang berada di pinggiran kota bersemboyan aman, tertib, lancar, asri, dan sehat (ATLAS) ini. “Kalau dari rencana tata ruang wilayah [RTRW] di Semarang, masih banyak daerah yang memungkinkan dikembangkan perumahan,” kata Direktur PT Kini Jaya Indah Dibya K. Hidayat di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/10/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di sela-sela pembukaan pameran perumahan Property Expo Semarang #8 di Mal Ciputra Semarang, ia mengatakan dari RTRW Kota Semarang bisa terlihat titik-titik berwarna kuning yang memungkinkan dikembangkan perumahan oleh pengembang pelaku bisnis properti. Bahkan, sambung dia, untuk pengembangan landed houses atau rumah tapak yang menerapkan sistem horizontal masih memungkinkan digarap di lahan-lahan yang memang masih terbuka.

Ia mencontohan daerah timur Kota Semarang yang berbatasan dengan Kabupaten Demak, atau daerah Selatan, seperti Gunungpati dan sekitarnya yang hampir berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Persoalannya, kata dia, pengembang perumahan rakyat di Kota ATLAS terkendala infrastruktur yang belum tergarap sepenuhnya sampai ke daerah tersebut sehingga menyulitkan akses masyarakat di perumahan itu nantinya.

“Infrastruktur ini bukan melulu jalan. Kebutuhan hidup masyarakat, seperti air bersih, listrik, dan sebagainya sangat penting. Kami belum yakin apakah infrastrukturnya siap,” katanya.

Seperti pasokan air bersih yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang, kata dia, belum tentu bisa memenuhi pasokan dengan semakin banyaknya pengembangan perumahan. “Apalagi, saya dengar pernah ada keluhan begitu ada sambungan baru maa aliran air di tempat lain yang semula besar menjadi berkurang. Ya, kendalanya memang seperti ini,” katanya.

Demikian juga dengan pasokan listrik, kata dia, sebab PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus menyediakan jaringan yang besar untuk mencukupi kebutuhan listrik perumahan dalam jumlah besar. Menurut dia, pengembang, terutama yang mengembangkan perumahan komersial harus berusaha membangun sendiri fasilitas dan infrastrukturnya, berbeda dengan perumahan yang bersubsidi.

“Perumahan dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan [FLPP] didukung pemerintah dalam pemenuhan infrastrukturnya, sementara perumahan komersial harus usaha sendiri,” kata Dibya yang juga ketua panitia pameran Property Expo Semarang #8.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya