SOLOPOS.COM - Operator menggunakan alat berat pada proyek penataan kampung nelayan menjadi kampung bahari di Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (2/6/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Tata kota Semarang bahal dilengkapi balai pertemuan apung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Semarangpos.com, SEMARANG – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan akan menyempurnakan tata kota Semarang dengan membangun balai pertemuan apung di Tambaklorok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Kepala Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Setyo Hardono, pembangunan balai pertemuan apung di Tambaklorok merupakan kali pertama diterapkan di Indonesia. “Kami ada tugas dari Menteri PU untuk menata kawasan Tambaklorok dengan menerapkan model bangunan apung,” katanya saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng),  Ganjar Pranowo di ruang kerja Gubernur sebagaimana dikutip jatengprov.go.id, Senin (20/6/2016).

Pekerjaan pembangunan balai pertemuan apung di Tambaklorok, lanjut dia, akan dimulai setelah lebaran 2016. Proses pembangunan balai berlantai dua itu diperkirakan memakan waktu kurang lebih tiga bulan. Pembangunan menggunakan material stereofoam yang dilapisi bahan bangunan lainnya, sehingga jika terjadi kebocoran air tidak bisa masuk dan bangunan tetap mengapung. “Bangunan balai apung terdiri dari lantai dasar sebagai ruang pertemuan dan lantai dua untuk perpustakaan dan ruang baca,” ujarnya.

Setyo Hardono lebih lanjut menyatakan, bangunan balai apung mempunyai ukuran 10 x 15 meter, dilengkapi sistem pengolahan limbah, sanitasi atau toilet. Semua limbah yang ada, tidak langsung ke luar atau mengalir ke laut tetapi masuk penampungan khusus, sehingga dengan adanya model bangunan yang mengambang di atas air ini, sekaligus dapat mengurangi pencemaran laut.

“Kelemahan bangunan apung ini adalah, apabila air laut surut maka bangunan terancam kandas. Tetapi saat sosialisasi hunian apung beberapa waktu lalu, masyarakat sangat antusias. Mereka meminta pemerintah tidak hanya membangun balai apung tetapi juga perkampungan apung,” bebernya.

Dia menambahkan selain membangunan balai apung di Tambaklorok, Kementerian PUPR juga akan membangun jembatan dengan teknologi apung di Kabupaten Cilacap. Jembatan apung sepanjang 60 meter dan lebar 1,8 meter akan menghubungkan Desa Ujung Alang dan Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. “Jembatan berbahan baja kini sudah dalam tahap perakitan. Pada pertengahan Agustus 2016 akan dipasang, dan peresmian direncanakan sekitar minggu keempat Agustus,” ujar dia.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendukung pembangunan balai pertemuan di kampung nelayan Tambaklorok dan jembatan apung di Cilacap. “Berharap, konsep bangunan apung tersebut juga diterapkan pada rumah hunian warga khususnya di kawasan pesisir,” harap dia.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya