SOLOPOS.COM - KURANGI PENGGUNAAN TAS PLASTIK (Antara/Agung Rajasa)

Tas plastik berbayar, Pemkot bersama peritel belum menetapkan HET tas plastik yang harus dibayar konsumen.

Solopos.com, SOLO–Kebijakan kantong plastik belanja berbayar di tempat usaha retail seperti supermarket, hipermarket, dan minimarket, mulai diujicobakan di Solo mulai Minggu (21/2/2016). Kampanye diet kantong plastik tersebut akan dimulai dari arena Car Free Day Jl. Slamet Riyadi, Minggu pagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo, Widdi Srihanto, menuturkan pihaknya telah menjalin komunikasi bersama dinas terkait berserta Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) wilayah Solo.

“Minggu nanti ada penandatanganan komitmen bersama diet kantong plastik di CFD Ngarsopuro. Kami bersama komunitas pencinta lingkungan dan Aprindo sudah melakukan pertemuan dua kali untuk menindaklanjuti kebijakan ini,” kata Widdi saat menggelar jumpa pers di Kantor Dishubkominfo, Jumat (19/2/2016) siang.

Dia mengatakan hingga saat ini pemerintah daerah belum menetapkan pagu harga eceran tertinggi kantong plastik lantaran belum memiliki payung hukum. “Perdanya belum dibuat. Kami belum bisa menetapkan tarif dulu. Ketika payung hukum sudah jelas nanti, hasil penjualan kantong belanja ada bagi hasil antara peritel dan pemerintah,” paparnya.

Menurut Widdi, pada tahap sosialisasi awal diet kantong plastik di Kota Bengawan, pihaknya mengharapkan perilaku menggunakan kantong plastik belanja bisa ditekan. “Konsep awal kami, kantong plastik tidak setiap saat dibuang. Acuan dari pemerintah pusat belum ada penjelasan soal subsidi. Sementara kami sesuaikan dulu dengan kondisi di sini,” terangnya.

Widdi menyarankan warga yang tidak mau membayar kantong belanja plastik bisa membawa kantong plastik dari rumah atau meminta wadah pengganti dari peritel seperti kardus. “Kalau belanjaan kecil juga tidak perlu meminta kantong. Yang keberatan membayar juga bisa membawa kantong belanjaan dari rumah,” sarannya.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo, Hasta Gunawan, menambahkan setelah program kampanye diet kantong plastik awal sukses, pemerintah akan melanjutkan kampanye ke pasar tradisional dan pedagang kaki lima. “Salah satu pengguna plastik terbesar di Solo dari pasar tradisional dan PKL. Jumlah pasar dan PKL di Solo cukup besar,” imbuhnya.

Hasta mengemukakan sampah plastik di Solo berkontribusi menyumbang persentase 20% dari total volume sampah 260 ton/hari.
“Kontribusi kantong plastik bisa separuh dari volume sampah plastik. Sampah plastik realitanya juga cukup sulit hancur di tempat pembuangan akhir. Sedangkan plastik ramah lingkungan, dua tahun juga baru robek tidak bisa benar-benar hancur dan diuraikan,” ungkapnya.

Untuk mengawasi penerapan kebijakan diet kantong plastik di Solo, Hasta mengatakan pemerintah bersama komunitas pencinta lingkungan dan Aprindo akan membentuk tim pemantau berupa komite. “Tim pemantau ini nanti akan bertugas mengawasi retail sampai pasar tradisional. Yang benar-benar berprestasi menerapkan diet kantong plastik ke depan akan kami berikan insentif,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Forum Solo Hijau, Mayor Haristanto, mengapresiasi langkah pemerintah daerah yang mulai menaruh perhatian pada isu lingkungan. “Komunitas kami sudah beberapa tahun terakhir mengawali aksi diet kantong sampah plastik. Langkah pemerintah untuk menggalakkan diet kantong plastik harus didukung semua lapisan masyarakat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya