SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Kasus penganiayaan dengan motif senioritas yang berujung meninggalnya seorang siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) berbuntut Panjang. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) langsung melakukan perombakan kurikulum Pendidikan serta mengganti sejumlah pejabat STIP, termasuk jajaran direktur.

Meski demikian, perombakan kurikulum pendidikan tidak hanya menyasar STIP. Sebanyak 33 sekolah kedinasan yang berada di bawah naungan Kemenhub juga akan mengalami perubahan kurikulum pendidikan buntut meninggalnya siswa STIP, Putu Satria Ananta Rustika, 19, akibat kasus penganiayaan oleh seniornya.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Staf Khusus Menteri Perhubungan (Menhub), Prof Wihana Kirana Jaya, yang mendampingi Menhub Budi Karya Sumadi mengunjungi rumah duka di Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis, mengatakan kurikulum baru nantinya akan membuat siswa sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.

“Kami tahu kebutuhan milenial dan kelompok Z sekarang sudah tidak boleh seperti pendidikan masa lalu, adik-adik nanti berubah lebih tolong menolong, nilai-nilai itu akan ada di dalam kurikulum, dan sifatnya softskill kebutuhan tentang penyelesaian masalah, komunikasi, dan digitalisasi,” katanya.

Wihana mengatakan reformasi pendidikan vokasional ini berangkat dari arahan Menhub Budi yang menilai persaingan pada dunia pekerjaan tidak lagi hanya mengandalkan fisik namun kompetensi dan pengetahuan. “Digitalisasi itu salah satu infrastruktur untuk pendidikan tapi tidak lupa tentang keberlanjutan sekolah ilmu pelayaran, tentang navigasi, pelabuhan, manajemen, tidak ada lagi ilmu ganda harus spesialisasi, tapi diharapkan punya keahlian softskill yang lebih,“ ujarnya.

Perombakan di sekolah kedinasan Kemenhub ini nantinya akan dimulai dari perubahan sistem rekrutmen peserta didik, kemudian cara mengajar, seperti menggunakan gaya bahasa kekinian sehingga mahasiswa berubah. “Dosen, pengelola, dan mahasiswa akan dibuat semakin sibuk untuk tingkat sesuatu yang lebih produktif, lebih humanis dan itu masuk kurikulum,” kata Prof Wihana.

Kemenhub berharap nantinya sekolah kedinasan di bawah mereka itu melahirkan anak-anak muda yang kompeten yang bisa mempersatukan Indonesia, sehingga tidak ada lagi kasus penganiayaan seperti yang menimpa siswa STIP, Putu Satria. Selain perombakan kurikulum, Kemenhub juga membebastugaskan sejumlah pejabat STIP.

“Dengan kejadian ini tentu menjadi suatu evaluasi bagi kami dan kami sudah membebastugaskan direktur dan beberapa pejabat di STIP Marunda,” kata Menhub Budi di Bali, Kamis (9/5/2024).

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Buntut Kasus Taruna Tewas di STIP: Kurikulum Dirombak, Direktur Dinonaktifkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya