Solopos.com, KLATEN — Manajemen Rumah Sakit Daerah (RSD) Bagas Waras Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengeluhkan turunnya tarif rapid test Covid-19. Menurut Direktur RSD Bagas Waras Klaten, Limawan Budiwibawa, tarif tes cepat Covid-19 saat ini tak sebanding dengan harga alat yang digunakan.
Turunnya tarif rapid test itu menyesuaikan surat edaran (SE) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang batasan tarif tertinggi pemeriksaan rapid test antibodi.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Tarif rapid test di RSD Bagas Waras kini menjadi Rp150.000 dari awalnya Rp371.000 dengan rincian pendaftaran Rp8.000, pemeriksaan dokter spesialis Rp33.000, dan rapid test Rp330.000.
Gunung Merapi Menggembung, Juru Kunci Bicara Soal Arah Angin, Arah Mana Bahaya?
Direktur RSD Bagas Waras Klaten, Limawan Budiwibawa, mengatakan alat rapid test dibeli dengan harga lebih dari Rp150.000 per stik.
"Harga stik [rapid test] itu memang bermacam-macam sama halnya harga obat generik dan nongenerik. Saya sudah tanyakan kalau stik dengan harga sesuai SE Kemenkes itu [batas atas tarif rapid test mandiri] baru siap akhir Agustus nanti. Jadi kalau nanti kami tidak bisa membelinya ya lebih baik kami tidak pelayanan [rapid test mandiri]," jelas Limawan.
Curhat Pelaku Usaha Sewa Kuda Tawangmangu Karanganyar, Baru bisa Dapat 50 Persen Penghasilan
Limawan menjelaskan tarif Rp150.000 di RSD Bagas Waras Klaten itu hanya untuk rapid test dan surat keterangan hasilnya. Jika warga yang melakukan rapid test mandiri menginginkan konsultasi dengan dokter spesialis paru, ada biaya tambahan yang diterapkan.
Limawan menyebutkan biaya konsultasi itu sekitar Rp41.000. "Terkadang ada yang butuh konsultasi dokter spesialis paru juga. Itu ada biaya tambahannya," ungkap dia.
Hari Ini Dalam Sejarah: 13 Juli 587, Yerusalem Direbut dari Yehuda
Lebih lanjut, Limawan mengatakan sejak akhir Mei lalu sudah ada ratusan orang yang datang ke RSD Bagas Waras Klaten untuk melakukan pemeriksaan rapid test mandiri. Pencarian surat keterangan rapid test tersebut digunakan untuk kepentingan perjalanan ke luar kota atau bekerja.
"Sampai hari ini masih ada orang yang datang melakukan rapid test mandiri," tutur dia.