SOLOPOS.COM - Para pengemudi ojol tengah menunggu pesanan di sebuah gedung pertemuan di Giripurwo, Wonogiri, Jumat (9/9/2022). Pengemudi dan pengguna ojol mengaku keberatan dengan kenaikan tarif ojol menyusul kenaikan harga BBM. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pengemudi ojek online (ojol) di Wonogiri mengaku dilema dengan penyesuain tarif ojol terbaru karena khawatir kenaikan itu akan menurunkan pesanan dari pengguna aplikasi. Sebaliknya, jika tarif tidak naik otomatis pendapatan mereka berkurang lantaran harga bahan bakar minyak (BBM) telah naik hingga 35 persen.

Penetapan tarif baru itu tertuang pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 667 Tahun 2022 dan mulai berlaku, Sabtu (10/9/2022). Penyesuaian tarif itu dilakukan menyusul adanya kenaikan harga BBM.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Koordinator Pengemudi Ojol Grab Wonogiri, Wawan Sugiyanto, mengatakan para pengemudi ojol di Wonogiri bingung dengan kenaikan tarif ojol. Di satu sisi, mereka takut kenaikan tarif itu berakibat menurunkan pendapatan lantaran penumpang enggan menggunakan jasa ojol.

Di lain sisi, para pengemudi ojol juga merasa berat jika tarif ojol tidak naik. Pasalnya, kenaikan BBM sangat berpengaruh terhadap pendapatan para pengemudi ojol.

Ekspedisi Mudik 2024

“Jadi, teman-teman itu bingung dengan penyesuaian tarif ojol terbaru. Jujur saja, kenaikan BBM ini membuat kami keberatan,” kata Wawan saat ditemui Solopos.com di Giripurwo, Jumat (9/9/2022).

Baca Juga: Imbas Harga BBM Naik, Pendaftar MyPertamina di Soloraya Naik 250 persen

Sebelum harga BBM naik, driver ojol di Wonogiri biasa mengisi BBM jenis Pertalite minimal senilai Rp25.000/hari dengan pendapatan bersih Rp40.000-Rp50.0000/hari. Sekarang, mereka harus mengeluarkan uang lebih hingga Rp40.000/hari dengan pendapatan bersih sekitar Rp30.000/hari.

Pascaharga BBM naik,  pendapatan para pengemudi ojol langsung turun drastis.

“Kemarin saya narik dari sore sampai malam saja hanya dapat tiga orderan. Padahal biasanya sampai 10 orderan. Bukannya untung, ini saya malah tombok karena kemarin saya beli BBM Rp25.000 tapi hanya dapat pemasukan Rp18.000,” ujar dia.

Dia menjelaskan, dalam satu kali pesanan Grabfood dengan jarak minimal 3 km, pengemudi mendapatkan Rp8.000/pesanan. Sementara, satu kali pesanan Grabbike dengan jarak minimal sama, pengemudi mendapatkan Rp6.400/pesanan.

Baca Juga: Harga BBM Naik, DPRD Wonogiri: Berpotensi Naikkan Angka Kemiskinan

Kini, para pengemudi hanya mengandalkan ongkos kirim/ongkos antar. Saat dulu, para pengemudi mendapatkan insentif dari aplikator senilai Rp80.000 jika berhasil menyelesaikan 10 pesanan.

“Sekarang ini sudah tidak ada insentif untuk pengemudi. Kami hanya memperoleh pendapatan murni dari jasa antar atau kirim. Makanya, saat tarif dinaikkan, kami khawatir enggak dapat orderan. Aplikator harus memberikan promo,” ucap Wawan.

Dia menambahkan, menjadi driver ojol di Wonogiri tidak mudah. Sebab, konsumen atau pengguna jasa ojol tidak setinggi dan semasif di kota lain seperti Solo.

Terlebih medan di Solo jauh lebih mudah karena jalannya datar dan jarak antara driver dan pengguna ojol terbilang dekat. Sedangkan di Wonogiri, kondisi jalan banyak naik-turun dan jarak antara driver dan pengguna ojol jauh.

Baca Juga: Imbas Kenaikan Harga BBM, Tarif Angkutan Umum di Wonogiri Naik hingga 30%

“Sehingga konsumsi BBM di Wonogiri lebih boros,” katanya.

Pengemudi ojol lain, Aldi Sucipto, menyampaikan hal serupa. Dia khawatir kenaikan tarif ojol justru akan mengurangi pesanan jasa ojol. Meski harga BBM naik, tarif ojol tidak perlu ikut naik. Hanya, potongan dari aplikator sebaiknya dikurangi atau justru dihilangkan.

“Setiap orderan, aplikator memotong sebanyak 28 persen. Misalnya, satu orderan itu Rp10.000, pengemudi hanya dapat Rp7.200. Itu bagi kami berat sekali. Sebaiknya itu saja yang dihilangkan, tarif enggak naik enggak apa-apa. Kenaikan tarif malah bikin orderan turun,” kata Aldi.

Pengguna ojol di Wonogiri, Nanda Fatica Widy Saputri, mengatakan kenaikan tarif ojol hingga delapan persen akan memberatkan dia sebagai pelajar. Nanda biasa menggunakan jasa ojol saat berangkat dan pulang sekolah. Sekali naik ojol dari indekos ke sekolah berjarak kurang lebih 1 km, Nanda mengeluarkan ongkos Rp10.000.

Baca Juga: Polres Wonogiri Peduli, Bagikan 50 Paket Sembako ke Driver Ojol-Sopir Angkuta

“Sangat keberatan karena tarif normal saja termasuk mahal untuk kantong pelajar, apalagi naik 8 persen. Ojol ini sangat berguna sekali untuk anak sekolah. Teman-temanku banyak yang pengguna ojol. Kalau tarifnya naik, kasihan banget,” ucap pelajar salah satu SMA di Wonogiri itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya