SOLOPOS.COM - DIMINATI -- Kereta selama ini cukup diminati masyarakat karena waktu tempuh yang cepat dan tarif yang relatif murah, yang membuat kereta jarak pendek dan menengah seperti Madiun Jaya ini dijubeli penumpang. Kenaikan tarif bisa membuat pengguna beralih ke moda transportasi lain. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Kenaikan tarif perjalanan kereta api (KA) bakal diberlakukan untuk KA Madiun Jaya dan Banyubiru. Kenaikan ini menyusul hal serupa yang sudah terlebih dahulou diberlakukan untuk kereta Prambanan Ekspres.

DIMINATI -- Kereta selama ini cukup diminati masyarakat karena waktu tempuh yang cepat dan tarif yang relatif murah, yang membuat kereta jarak pendek dan menengah seperti Madiun Jaya ini dijubeli penumpang. Kenaikan tarif bisa membuat pengguna beralih ke moda transportasi lain. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Kenaikan tarif ditetapkan berdasarkan surat Nomor D 6/76 tertanggal 6 Mei 2011, yang menyebut tarif baru untuk perjalanan KA kelas bisnis 1-72 kilometer (km) dari Rp 9.000 menjadi Rp 11.000, dan perjalanan 73-131 km dari Rp 18.000 menjadi Rp 20.000. Sementara, menyikapi ancaman boikot atau tindakan lain, PT KA meminta semua pihak menahan diri.

Pejabat Humas PT KA Daops VI Jogja, Eko Budiyanto, meminta semua pihak menahan diri dan memaklumi sebab kebijakan untuk menaikkan tarif saat ini dirasa paling tepat daripada membiarkan kondisi KA terus memburuk tanpa pemeliharaan. “Tidak hanya Prameks, semua KA bisnis tarifnya dinaikkan. Itu karena kami melihat memang dibutuhkan biaya pemeliharaan. Bukan soal profit yang kami kejar,” terang Eko kepada Espos, Senin (13/6/2011).

PT KA sendiri saat ini memiliki lima rangkaian Prameks. Tiga kereta merupakan jenis kereta rel disel elektrik (KRDE) dan dua set jenis kereta rel disel (KRD). Sebanyak tiga kereta beroperasi setiap harinya. Tambahan tarif KA, diharapkan dapat digunakan untuk menutup biaya pemeliharaan atas dua KA yang tidak beroperasi itu.

Eko menjelaskan kereta jenis KRD merupakan buatan tahun 1980-an yang sudah selayaknya diservis. Lantaran usianya yang telah lebih dari 20 tahun suku cadang kereta jenis ini mulai sulit ditemukan, dan harganya mahal. Dengan kenaikan tarif tersebut PT KA akan melakukan pemeliharaan total terhadap dua kereta secara bergantian. Diharapkan, setelah masa pemeliharaan, tidak akan ada lagi keluhan keterlambatan kereta atau pembatalan perjalanan gara-gara kereta mogok.

Mengenai rencana pengguna Prameks alias Pramekers memboikot atau melakukan tindakan perlawanan, seperti melaporkan ke Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI), Eko menyerahkan hal itu kepada masing-masing pihak. Sebenarnya, dia menambahkan, PT KA berharap Pramekers menyadari kereta kesayangan mereka ini membutuhkan perbaikan dan pemeliharaan menyeluruh agar kondisinya tetap baik. “Tapi kami serahkan pada pihak-pihak yang bersangkutan. Ini sudah keputusan direksi dan akan tetap diberlakukan per 1 Agustus,” ujar dia.

Sebelumnya, Komunitas Pramekers Joglo (KPJ) mengancam akan menyusun gerakan boikot Prameks, jika PT KA berkeras menaikkan tarif Prameks dari Rp 9.000 menjadi Rp 11.000. Dewan Pendamping KPJ, Eko Setyanto, baru-baru ini menyampaikan wacana boikot tidak main-main. Dia menyebut KPJ tengah mengumpulkan data-data yang memperkuat penolakan atas kenaikan tarif. Di antaranya, data dari Pusat Transportasi dan Logistik UGM Yogyakarta, YLKI, serta DPRD Kota dan Provinsi Yogyakarta.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya