SOLOPOS.COM - Calon penumpang menaiki bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) PO Suharno jurusan Solo-Jogja di pintu barat Terminal Tirtonadi, Solo, Senin (30/5/2022). (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah penumpang bus bumel di Terminal Tirtonadi, Solo, mengaku sempat kaget saat mengetahui tarif bus naik. Hal itu terutama karena kenaikan itu mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Penyesuaian tarif bus mau tidak mau harus dilakukan oleh perusahaan otobus (PO) sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ditetapkan pemerintah per 3 September 2022. Penyesuaian tarif itu untuk menutup biaya operasional sekaligus menghindari kerugian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari pengelola Terminal Tirtonadi, kenaikan tarif bus berkisar 10-25 persen. Kenaikan tersebut dinilai masih dalam batas wajar dan terjangkau daya beli penumpang.

Namun, kenaikan tarif yang mendadak itu diakui beberapa penumpang bus bumel di Terminal Tirtonadi Solo membuat mereka kaget. Hal itu seperti disampaikan Citra Cahyani, penumpang yang berangkat dari rumahnya Kabupaten Ungaran menuju Kota Solo untuk wawancara kerja, Rabu (7/9/2022).

Citra mengaku sempat kaget dengan kenaikan harga tarif bus yang ditumpanginya. Tetapi, wanita berusia 21 tahun ini juga memaklumi adanya kenaikan tersebut.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Dosen UNS Solo Nilai Pemerintah Kurang Kreatif Bikin Kebijakan

“Awalnya kaget biasanya Rp25.000 sekarang naik Rp3.000 jadi Rp28.000. Tapi naiknya masih masuk akal, tidak langsung jadi Rp35.000. Apalagi habis [harga] BBM naik ya memang mereka juga perlu untuk cari untung dan nutup operasional,” ucapnya kepada Solopos.com, Rabu.

Citra berharap ada keringanan khusus bagi para pengguna transportasi umum seperti dirinya. Menurutnya, bus masih menjadi salah satu moda yang masih sangat diandalkan masyarakat.

Fasilitas Tak Berubah

“Ya semoga ada solusi misal ada harga khusus pas beli solar buat bus jadi tarifnya bisa kembali normal. Kan banyak juga yang ngelaju pakai bus sehari-hari tentu juga akan ada dampaknya juga buat mereka,” ucapnya.

Baca Juga: Respons Kenaikan Harga BBM, Operator Bus Bumel Solo-Wonogiri Naikkan Tarif

Supriatin, yang menaiki bus bumel Solo-Jogja dari Klaten juga mengaku sempat terkejut dengan tarif bus yang naik. Namun kenaikannya ia nilai masih cukup wajar. Ia pun tidak keberatan dengan ongkos Rp18.000 yang dikeluarkannya.

“Kemarin sempat kaget pas harganya naik kok ya mendadak men. Tapi ya wajar lah [harga] BBM juga naik, harga-harga juga naik, orang sekarang kulakan belanjaan juga naik, kalau tarifnya naik jadi yowes wajar lah,” ujar perempuan yang mengaku hendak berbelanja di Pasar Gede tersebut.

Penumpang lainnya, Pandu Yuwana, mengaku naik bus dari Wonogiri menuju Solo karena motornya rusak. Ia mengeluhkan kenaikan tarif yang mendadak. Selain itu, ia juga menilai tidak ada peningkatan pelayanan meskipun tarifnya naik.

Baca Juga: Pemkot Solo akan Tambah Bansos Kenaikan Harga BBM, Penerimanya juga Bertambah

“Pas naik kaget harganya naik jadi Rp35.000, kok ya larang tenan, mana lama juga sampainya yo padha wae nek gitu, regane mundak tapi fasilitase padha. Yo nek [harga] BBM naik wajar harganya naik, tapi fasilitasnya masa sama saja,” gerutu pria berusia 38 tahun tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya