SOLOPOS.COM - Ilustrasi Penari Tari Angguk (Instagram/@litasudd)

Solopos.com, GROBOGAN — Kabupaten Grobogan memiliki beragam macam kesenian, salah satunya adalah Tari Angguk Grobogan. Tari ini rupaya memiliki sejarah yang kuat dimana ada kaitannya dengan perjuangan pangeran Diponegoro dalam peperangannya dengan kolonialis Belanda di tanah Jawa

Sesuai dengan nama tarian, gerak utamanya adalah dengan mengangguk. Melansir dari situs Kemendikbud.go.id, Selasa (11/5/2021), gerakan anggukan itu mengambarkan tentara belanda yang sedang berdansa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tari ini juga merupakan penggambaran rasa simpati dan dukungan rakyat Jawa di masa Kerajaan Mataram Kuno atas sikap  Diponegoro dalam menantang Belanda secara terbuka. Secara filosofi nama Angguk berasal dari Bahasa Jawa “mangguk” atau “sendiko” yang artinya menyanggupi. Dalam ajaran thoriqoh,  Ketika wiridan laa Ilaha Ila Allah, maka kepala diangguk-anggukan.

Baca Juga : Daging Busuk Kedapatan Dijual di Pasar Tradisional Magelang

Jumlah penarinya ada 9  orang laki-laki yang melambangkan perwakilan Walisongo yang telah menyebarkan dakwah Islam di tanah Jawa. Biasanya jumlah penarinya berangka ganjil, jika ada yang genap, salah satu harus menjadi panglima perang dengan berada di depan barisan. Kostumnya menggunakan beberapa lambang prajurit perang. Sedangkan musiknya menggunakan jedor, rebana , kendang dan harmonika.

Sedangkan musik yang dipakai biasanya bermakna kode sandi peperangan, selain itu juga terdapat kata-kata kebernaian dan kesucian seperti tembang anak muda, tembang syaikhona, tembang hujan turun dan tembang-tembang lainnya.

Melansir dari situs Grobogankab.go.id, sekarang Tari Angguk sudah secara luas dipraktekan oleh semua kalangan. Salah satunya di Sanggar  Tari Bumi Pepali Grobogan, Desa Crewek. Disinilah nantinya akan lahir bibit-bibit baru yang berprestasi dalam kesenian Grobogan.

Baca Juga : Sop Senerek, Kearifan Lokal Magelang Warisan Kolonial

Pendiri sanggar, Ririn Purwasih, menceritakan awal inisiatifnya mendirikan sanggar ini karena dirinya ingin mengembangkan ilmu seni tari yang dia pelajari kepada  generasi muda di Desa Crewek dan Kabupaten Grobogan pada umumnya.

Selain Tari Angguk Grobogan yang diajarkan, sanggar yang beridiri sejak tahun 2018 ini juga mengajarkan beberapa tari lain khas Grobogan, seperti Tari Bopeng Edan, Tari  Lenggang Nyai dan Tari Joko Tarub.

Sanggar ini juga mengajarkan tata rias wajah dan juga sanggul yang kerap dipakai di setiap acara tradisi Jawa, seperti pernikahan dan juga kolaborasi tata rias saat pementasan seni tari. Ririn berharap agar kedepan anak-anak yang  belajar di sanggarnya bisa mengharumkan Kabupaten Grobogan.

Baca Juga : Grojogan Gulingan Grobogan, Pertapaan yang Berubah Jadi Objek Wisata

Tari Angguk sendiri berkembang di berbagai daerah di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Grobogan di mana diyakini salah satu panglima  perang Pangeran Diponegoro, Panembahan Notoprojo lahir di Serang, sebuah kawasan perbatasan antara Kabupaten Grobogan, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sragen.

Sanggar angguk pertama di Kabupaten Grobogan yang bernama Seni Budaya Angguk Sekar Jaya masih dilestarikan di Desa Karang Rejo. Kostum yang digunakan dalam tari angguk sama dengan kostum tentara Belanda antara lain , topi, kipas, kaus tangan, kaus kaki baju lengkap dengan atributnya

Tari angguk pertama kali dipimpin oleh Karnadi. Setelah Karnadi lengser dari kepemimpinannya, kesenian tari angguk dilanjutkan oleh Pratekto sampai tahun 1987, setelah itu selama sepuluh tahun tari angguk pernah hampir punah karena tidak adanya pemimpin dan anggotanya yang mengurus kelompok.

Mulai berdiri lagi dan pemimpin ketiga adalah Sutiyono tahun 1997-2004. Pemimpin keempat adalah Ali Hidayat dari tahun 2004 sampai sekarang masih berkembang dan dikenal masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya