SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Solopos.com)– Upaya Pemkab Klaten untuk memenuhi target pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2010 meleset. Pemkab hanya mampu mengumpulkan PAD senilai Rp 54,9 miliar dari target Rp 61,7 miliar.

Hal itu diungkapkan Bupati Sunarna dalam Sidang Paripurna DPRD Klaten tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kepala Daerah tahun 2010 yang digelar di Gedung Dewan setempat, Jumat (18/3).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dalam sidang tersebut, Kepala Daerah menyebutkan bahwa PAD Klaten selama ini bersumber dari pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah, serta pemasukan lain-lain. “Dari target PAD senilai Rp 61,7 miliar, baru terealisasi Rp 54,8 miliar atau tercapai 88,9 persen,” kata Sunarna.

Menanggapi melesetnya perolehan PAD Klaten yang meleset dari target itu, Koordinator Aliansi Rakyat Anti Korupsi Klaten (ARAKK), Abdul Muslih mengaku tak kaget. Pasalnya, pihaknya banyak menemukan indikasi kebocoran dan ketidakprofesionalan aparatur pemerintah dalam mengelola kekayaan alam di lapangan.

Andai saja aparatur pemerintahan di lapangan benar-benar mematuhi peraturan yang berlaku, tegas Muslih, maka PAD di Klaten bukan saja terpenuhi melainkan juga terlampaui. “Salah satu contoh paling mudah ialah soal pajak bahan tambang golongan C di Kemalang atau parkir kendaraan,” papar dia kepada <I>Espos</I>, Minggu (20/3).

Tarif pajak bahan tambang golongan C di Kecamatan Kemalang, Klaten ialah Rp 10.000. Kenyataannya, tarif tersebut banyak yang tak dipatuhi dan tak ada tindakan tegas aparatur pemerintahan yang bertugas. “Bahkan saat menyerahkan uang saja banyak yang dilempar sesuka hati mereka,” sambung dia.

Di sisi lain, sejumlah perusahaan daerah (Perusda) yang mestinya bisa menggenjot perolehan PAD, justru membebani daerah. Hal itu, kata Muslih, lagi-lagi juga soal sumber daya manusia (SDM) pagawainya yang terkesal asal comot. “Perusahaan kok  merugi terus. Ini kan mestinya investasi, bukanya malah membebani daerah,” paparnya. asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya