SOLOPOS.COM - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, Anung Indro Susanto (tiga dari kiri), mewakili Pemkot Solo menandatangani perjanjian kerjasama dengan Pemkab Wonogiri menuju Millenium Development Goals 2015 di The Sunan Hotel, Jumat (23/11/2012). (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, Anung Indro Susanto (tiga dari kiri), mewakili Pemkot Solo menandatangani perjanjian kerjasama dengan Pemkab Wonogiri menuju Millenium Development Goals 2015 di The Sunan Hotel, Jumat (23/11/2012). (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

SOLO – Menjamurnya kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) masih menjadi penghambat terbesar wilayah itu menuju Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Berdasarkan catatan Pemerintah Provinsi Jateng, angka kemiskinan pada 2011 menembus 15,76%. Dengan kata lain, sebanyak 5.107 juta warga Jateng masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Dari tujuh indikator MDGs, yang paling sulit diraih adalah penurunan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng, Heru Setiadhie, seusai Deklarasi Bersama untuk Pencapaian Target MDGs Kota Solo dan Kabupaten Wonogiri di The Sunan Hotel, Jumat (23/11/2012). Meski terhitung tinggi, pihaknya optimistis angka itu dapat ditekan hingga 11,88% saja pada 2013. Sementara pada MDGs 2015, imbuhnya, Pemprov mematok angka kemiskinan hanya tersisa 8,75%. Pihaknya yakin target itu bisa terjuwud jika 33 pemerintah daerah tingkat II di Jateng mengintegrasikan tujuan MDGs dalam rencana programnya.

“Dalam Musrenbang regional Jawa-Bali, kami telah berupaya mengentaskan kemiskinan lewat berbagai cara. Termasuk mengintensifkan sumber dana pendukung seperti CSR. Selain itu, lapangan pekerjaan juga terus dibuka.” Heru menambahkan, selain mengurangi angka kemiskinan, sejumlah tujuan yang harus dicapai dalam MDGs yakni mencukupi kebutuhan pendidikan dasar, menghapus ketidaksetaraan gender, mengurangi angka kematian balita, mengurangi angka kematian ibu akibat melahirkan dan menghentikan penularan HIV AIDS. “Mencegah perusakan lingkungan dan mendorong pembangunan berkelanjutan juga menjadi misi MDGs,” urainya.

Kepala Bappeda Solo, Anung Indro Susanto, mengklaim Solo telah memenuhi target MDGs hampir di segala indikator. Menurut Anung, satu-satunya penghambat Solo menuju MDGs adalah problem HIV AIDS. “Penanggulangan dan pencegahan penyakit ini masih terus diperjuangkan.”

Sementara dari Wonogiri, percepatan menuju MDGs 2015 sudah dilakukan di sejumlah bidang. Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri, Budisena, menyebut Wonogiri telah memiliki Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) dan pengarusutamaan hunian layak dalam menyongsong MDGs. “Kami juga baru saja mendeklarasikan kecamatan bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Puh Pelem,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya