SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani tebu (Dok/JIBI/Bisnis)

Pabrik gula (PG) Mojo Sragen menargetkan serap 2,8 juta kuintal tebu.

Solopos.com, SRAGEN—Manajemen Pabrik Gula (PG) Mojo Sragen menargetkan bisa menyerap 2,8 juta kuintal tebu pada musim giling tahun ini. Hingga kini, target itu baru terpenuhi 2 juta kuintal tebu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Administratur PG Mojo Sragen, Bambang Sutrisno, mengatakan musim giling tebu biasa dimulai Mei-Oktober. Dia optimistis target giling tebu sebesar 2,8 juta kuintal itu akan terpenuhi pada akhir Oktober mendatang. “Sekarang target kami masih kurang 800.000 kuintal tebu. Masih ada waktu selama sebulan. Saya yakin target itu akan terpenuhi,” jelas Bambang kala ditemui Espos di kantornya, Jumat (30/9/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Bambang mengakui jumlah luasan lahan tebu yang tersebar di Bumi Sukowati mencapai 6.000 hektare. Sebagian lahan tebu itu berada di sebelah utara Sungai Bengawan Solo. Satu hektare lahan rata-rata menghasilkan 600 kuintal tebu. Dengan begitu, potensi panen tebu pada lahan seluas 6.000 hektare bisa mencapai 3,6 juta kuintal tebu. Meski demikian, tidak semua hasil panen tebu di Bumi Sukowati itu digiling di PG Mojo. Sebagian petani di Bumi Sukowati memilih menjual tebu ke sejumlah pabrik gula lain yang tersebar di Karanganyar, Madiun, Klaten, Ngawi dan Jogja.

Potensi penyerapan tebu di PG Mojo sebetulnya bisa mencapai 6 juta kuintal/tahun. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pabrik gula yang dibangun pada 1883 ini hanya mampu menyerap 3,4 juta kuintal tebu/tahun. Karena pengaruh musim kemarau basah, PG Mojo hanya menargetkan penyerapan 2,8 juta kuintal tebu pada musim giling tahun ini. Meski surplus dari segi sumber daya manusia (SDM), daya tampung pabrik gula ini kurang dari 50% dari potensi penyerapan sebesar 6 juta kuintal tebu tersebut. ”Untuk memenuhi target giling, kami menerima hasil panen tebu dari daerah lain seperti Kradenan Kabupaten Grobogan, Sine dan Mantingan Kabupaten Ngawi hingga wilayah barat dari Kabupaten Blora,” terang Bambang.

Pemerintah mengalokasikan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp225 miliar untuk merevitalisasi PG Mojo. Pabrik gula ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi anggaran setelah mendapat dana PMN tersebut. ”Desain proyek ini sudah dibuat oleh PMC [project management consultant]. Salah satu perubahannya ada pada kapasitas mesin giling dari 2.500 TCD [ton cane per day] menjadi 4.000 TCD yang diharapkan bisa meningkatkan produktivitas gula,” jelas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya