SOLOPOS.COM - Salah seorang petani di Desa Wonoharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, sedang memetik kacang sacha inchi yang sudah matang, Senin (19/9/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri M.)

Solopos.com, WONOGIRI–Penanaman kacang Sacha Inchi di Kabupaten Wonogiri masih dalam tahap percobaan. Sebagian warga menanam kacang tersebut di pekarangan tak terpakai. Namun, ada juga yang menanam di lahan persawahan.

Salah satu contoh penanaman kacang sacha inchi di pekarangan tak terpakai berada di Desa Wonoharjo, Kecamatan Nguntoronadi. Luas lahannya sekitar 4.300 m2.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sebelum dijadikan tempat menanam kacang sacha inchi, lahan tersebut mulanya menjadi lahan tumbuhnya tanaman bambu.

Pemilik lahan, Winarno, mengatakan lahan yang tadinya dipenuhi tanaman bambu itu diratakan pada Agustus 2020. Tujuannya agar dapat dijadikan lahan penanaman kacang sacha inchi. Dari 4.300 m2 lahan yang diratakan, ia menanam kacang sacha inchi sebanyak 700 batang.

Baca Juga: Sacha Inchi di Wonogiri Ternyata Dikenal sebagai Kacang Sejuta Manfaat

“Saya datangkan back hoe ke sini untuk meratakan. Modalnya sekitar Rp15 juta. Setelah itu saya tanami bibit kacang sacha inchi, memberi pupuk dua kali dan disirami. Enggak rutin. Setelah ditunggu lebih kurang enam bulan, tanaman sacha inchi sudah bisa dipanen,” ungkapnya kepada Solopos.com, Senin (19/9/2022).

Winarno menambahkan masa panen kacang sacha inchi dapat dilakukan setiap pekan. Setiap batang tanaman yang sudah memasuki masa panen juga tak perlu dicabut karena dapat dipanen kembali. Ia sendiri merasakan, tanaman kacang sacha inchinya masih berbuah hingga sekarang.

“Masih dipanen setiap pekan sekali. Setiap pohonnya kalau dikalkulasi bisa menghasilkan satu kg kacang sacha inchi gelondongan,” kata dia.

Meski begitu, ia tak memungkiri terdapat dua tantangan penting yang mesti dihadapi dalam pengembangan budi daya kacang sacha inchi.

Pertama, lahan yang dijadikan tempat menanam kacang sacha inchi tak boleh terlalu kering maupun terlalu basah. Jika terlalu kering, tanaman tersebut bakal mati. Sebaliknya jika terlalu basah, tanaman tersebut juga layu.

Baca Juga: Mete dan Sacha Inchi, Kacang Istimewa dari Wonogiri

Kedua, kacang sacha inchi merupakan tanaman yang tergolong baru di Kabupaten Wonogiri. Kacang tersebut juga belum menjadi komoditas.

Hal itu berimbas pada belum jelasnya harga di pasar. Saat Winarno mengawali pengembangan tanaman kacang sacha inchi di Wonogiri, ia sendiri ragu tanaman tersebut laku di pasaran.

“Cukup sulit untuk akhirnya meyakinkan saya bahwa tanaman kacang sacha inchi ini menghasilkan. Soalnya masyarakat masih jarang yang menanam dan belum banyak tahu manfaatnya. Yang dibutuhkan agar petani mau menanam kacang sacha inchi ini sebenarnya hanya kepastian harga dan pasti dibeli,” ungkap dia.

Petani kacang sacha inchi di Desa Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro, Joko, mengaku telah melalui tantangan tersebut. 2019 menjadi tahun pertama Joko menanam kacang sacha inchi di lahan persawahan aktif yang ia sewa. Luasnya sekitar 2.000 m2 dan harga sewanya mencapai Rp1 juta.

Setelah lebih dari setahun lahan kacang sacha inchinya ditanam, ia menemui kendala kekurangan air. Masalah air yang minim berakibat pada kehancuran tanaman kacang sacha inchi miliknya.

“Sekitar Desember 2020-Januari 2021 lalu, musimnya sudah musim hujan tapi masih kering. Akibatnya, tanaman saya yang tidak punya air cukup sekarang mati. Kesalahannya memang dulu itu belum serius, masih kepengin ngerti aja cara menanamnya. Sekarang, lahannya mau saya ubah ke tanaman lain,” kata Joko kepada Solopos.com, Selasa (20/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya