KULONPROGO-Wilayah pesisir Kulonprogo belum memiliki early warning system (EWS), karenanya Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM) berharap masyarakat di pesisir Kulonprogo dapat mengenali perilaku ikan sebagai peringatan tanda alam.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Hal tersebut menjadi tema yang menarik perhatian warga saat berelangsungnya sosialisasi mengenai mitigasi bencana alam dan perubahan iklim laut di Balaidesa Tirto Rahayu, Rabu (10/4).
Made Susmayana, pembicara dari PSBA UGM memaparkan ikan memiliki seismik yang sangat peka apabila bakal terjadi bencana tsunami.
Bahkan menurutnya, ikan akan menunjukkan perilaku tidak sewajarnya jauh-jauh hari sebelum tsunami itu benar-benar melanda.
“Seperti kasus tsunami di Aceh. Tiba-tiba ikan banyak dijumpai di pinggir pantai. Itu merupakan sebuah indikasi dari adanya tsunami. Jadi mengenali perilaku ikan setidaknya bisa dipakai untuk indikator tsunami meski di sini belum terpasang EWS,” ujarnya.
Dia lantas berharap agar warga segera melapor ke Dinas Perikanan dan Kelautan setempat apabila menemui keanehan yang terjadi di pantai.
“Kalau melihat banyak ikan di pantai segera saja melaporkan hal itu ke kami atau dinas terkait. Sehingga selanjutnya kami dapat teliti apakah itu indikator bakal terjadi bencana atau tidak,” paparnya.
Berdasarkan catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo setidaknya terdapat 5.000 jiwa warga yang tinggal di daerah paling dekat dengan laut.