SOLOPOS.COM - Balon gas (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO — Balon gas kerap mewarnai berbagai momen spesial seperti pernikahan ataupun ulang tahun. Hal ini mungkin terlihat bagus, namun tak banyak yang menyadari bahwa hal ini dapat berbahaya bagi lingkungan.

Balon dapat kembali ke darat dan laut yang bisa disalahartikan sebagai makanan dan dimakan oleh hewan. Banyak hewan seperti penyu, lumba-lumba, paus, ikan dan burung telah dilaporkan terdapat balon di dalam perut hewan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada kenyataannya, pelepasan balon memiliki beberapa implikasi yang berbahaya bagi lingkungan. Merangkum dari Liputan6.com dan sumber lain, berikut adalah beberapa alasan mengapa balon gas buruk bagi lingkungan.

Jelang Libur Nataru, Kompleks Umbul Manten Klaten Disemprot Disinfektan

Jadi santapan dan membunuh hewan laut

Balon yang dilepaskan ke udara tidak akan hilang begitu saja, mereka juga akan tersangkut pada sesuatu seperti cabang pohon atau kabel listrik. Lalu mengempis dan kembali ke bawah atau naik sampai mereka meletus dan jatuh kembali ke bumi dan akan berakhir di laut.

Tak hanya menambah tumpukan sampah di laut, balon-balon tersebut juga bisa menjadi santapan hewan laut. Balon dapat disalahartikan sebagai makanan dan jika dimakan oleh hewan laut balon dan sampah laut lainnya dapat menyebabkan hilangnya nutrisi, internal cedera, kelaparan, dan kematian.

Tali atau pita yang sering ditemukan menempel pada balon juga dapat menyebabkan belitan pada hewan-hewan laut. Sebuah studi ilmiah baru-baru ini di jurnal Scientific Reports menemukan bahwa puing-puing, seperti bahan balon, lebih berbahaya bagi burung laut meskipun sebagian besar dari yang mereka konsumsi adalah plastik. Data dari penelitian di situs Phys.org, juga menunjukkan bahwa jika burung laut akan menelan sepotong plastik dan memiliki peluang kematian sekitar 20%, lalu meningkat menjadi 50%.

Lakukan Ini Jika Ada Anggota Keluarga Positif Covid-19

Mencemari lingkungan

Limbah padat yang menumpuk di garis pantai saluran air, dikenal sebagai sampah laut. Sampah laut dikenali sebagai bentuk pencemaran selama lebih dari 50 tahun dan sering digambarkan sebagai salah satu masalah pencemaran laut yang paling luas karena ditemukan dari lokasi pantai paling terpencil hingga pantai yang paling banyak dikunjungi di seluruh dunia.

Pembersihan Pesisir Internasional tahunan The Ocean Conservancy melaporkan bahwa dari tahun 2008 hingga 2016 hampir 300 ribu balon ditemukan di sepanjang pantai AS. Jumlahnya lebih dari 31 ribu balon per tahun. Hal ini bisa terjadi lantaran kurangnya pengetahuan masyarakat dan tidak mengerti bahwa tidak ada balon yang “ramah lingkungan” , dan setiap balon yang dilepaskan menjadi sampah dan bisa berbahaya.

Bahaya bagi satwa liar

Balon gas yang diterbangkan ke udara dapat menimbulkan risiko bagi satwa liar karena kemungkinan tertelan lantaran warnanya yang menarik atau pitanya yang dapat menjerat hewan. Melansir dari encenter.org, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan usai menggunakan balon agar tak berdampak buruk bagi lingkungan.

Caranya adalah dengan tidak melepaskan balon ke udara. Kemudian, mengambil balon atau pita yang ditemukan dan buang dengan benar Jika, karena suatu alasan kalian menggunakan balon, pastikan untuk meletuskannya dan membuangnya dengan benar potong tali atau pita, dan buang di tempat sampah setelah selesai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya